Cianjur (ANTARA News) - Sejumlah petani di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi, Jawa Barat, mengharapkan subsidi pupuk untuk petani, yang selama ini mereka anggap tidak jelas, bisa diberikan secara langsung. "Kami berharap pemerintah tidak setengah-setengah membantu petani karena subsidi pupuk selama ini tidak dirasakan oleh petani. Harga pupuk di lapangan tetap tinggi sementara harga gabah tidak signifikan, terutama setelah adanya kebijakan impor beras oleh pemerintah," kata seorang petani dari Kecamatan Campaka Cianjur, Yayi Suhyari (43), kepada ANTARA, Minggu. Menurut Suhyari, kehidupan para petani di daerah termasuk dirinya sangat bergantung dari dukungan perhatian pemerintah terhadap mereka. Karena itu, ia menyambut baik bila ada kebijakan serius dari pemerintah, terutama pemerintah daerah, untuk meningkatkan derajat kehidupan para petani. Petani lainnya, H Sudin (62) dari Kampung Pasirceuri Desa Cikangkareng Kecamatan Cibinong, Cianjur Selatan, mengatakan bahwa salah satu kendala bagi para petani untuk produktif adalah harga pupuk yang sangat tinggi. "Bagi kami kalau memang ada yang namanya subsidi pupuk itu ya... harus langsung dinikmati para petani," katanya. Sehari sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriyantono mengemukakan, tahun 2006 ini pemerintah memberikan subsidi pupuk kepada para petani sebesar Rp3 triliun. Jumlah itu di luar bantuan lainnya sebesar Rp6,4 triliun. "Ini merupakan perhatian yang luar biasa dari pemerintah kepada para petani," kata Mentan ketika melaksanakan pencanangan Forum Penyuluhan Pertanian Pedesaan Nasional di Desa/Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (11/3). Namun, Mentan juga mengakui selama ini bantuan-bantuan pemerintah tidak seluruhnya sampai ke tangan para petani, dan masih banyak kendala yang menghambat penyaluran bantuan-bantuan tersebut. Akibatnya, masih ada petani yang merasa tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Ke depan, mekanisme penyaluran bantuan akan terus diperbaiki sehingga para petani yang berhak memperoleh bantuan, bisa merasakannya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006