Denpasar (ANTARA News) - Dalam upaya membasmi nyamuk termasuk jenis berbahaya aedes aegypty, masyarakat Desa Sanur Kauh, Denpasar, Bali membudidayakan tanaman anti-nyamuk liligundi dan timbul di dep pengolahan sampah yang belum lama diresmikan. "Kita sinergikan antara pembuatan kompos sampah dengan budidaya tanaman liligundi dan timbul," kata Kepala Desa Sanur Kauh I Made Dana, di Sanur, Bali, Senin. Kompos hasil pengolahan sampah dijadikan media tanam budidaya liligundi dan timbul. Menurutnya, manfaat kedua tanaman ini sebagai obat anti nyamuk sudah termuat dalam lonta-lontar usada Bali, cerita legenda dan sudah dipraktekkan secara turun temurun oleh para leluhur. Tahap awal Kades Sanur Kauh menyiapkan 5000 bibit liligundi dan 1000 bibit timbul. Tujuh karyawan depo dibawah komando Ketut Rena S.P. membudidayakannya di areal seluas 30 meter persegi. Bibit liligundi dan timbul ini nantinya akan disebarluaskan secara gratis kepada masyarakat Desa Sanur Kauh Kecamatan Densel. "Melalui para kelian banjar kita himbau agar liligundi bisa ditanam di masing-masing rumah tangga," katanya. Di Desa Sanur Kauh sendiri, liligundi sudah ditanam di beberapa rumah warga. Selain dipukul-pukulkan atau dibakar, cara lain mengusir nyamuk adalah dengan lulur liligundi. "Buah liligundi dicampur dengan sindrong jangkep (ramuan khusus) dan dilulurkan di kaki atau tangan sehingga terhindar dari gigitan nyamuk," jelas kades. Ramuan ini umumnya dipergunakan saat musim hujan datang, karena dapat juga menghangatkan kaki dan tangan. Lulur liligundi juga dapat mengobati rematik dan gatal-gatal. Tanaman timbul juga dapat dipergunakan sebagai obat nyamuk. Pelepah bunga (katibabalan) pohon dengan buah mirip nangka ini dijemur hingga kering. Kemudian dilinting dan dibakar. Asapnya cukup ampuh untuk mengusir nyamuk. "Selain itu daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sarana upacara dan buahnya sebagai sayur," tambah Made Dana.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006