Jakarta (ANTARA News) - Pelaksanaan pembangunan jalur busway koridor 4, 5, 6 dan 7 menunggu realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2006 yang kini tengah direvisi oleh Departemen Dalam Negeri. "Untuk memulai pembangunannya sangat bergantung pada APBD yang ada, kita menunggu itu," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nurrohman seusai memaparkan rencana pembangunan keempat koridor tersebut dalam rapat yang berlangsung di Balaikota Jakarta, Senin. Menurut Nurrohman, biaya yang dibutuhkan untuk membangun koridor IV hingga koridor VII busway tersebut diperkirakan berjumlah Rp400 miliar. "Jadi bukan yang Rp58 miliar. Untuk keempat koridor itu nilainya mencapai Rp400 miliar. Itu akan kita mulai setelah mendapatkan Surat Keputusan Otorisasi (SKO)," katanya. Dalam paparan di hadapan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan dihadiri oleh seluruh Walikota di DKI Jakarta serta sejumlah kepala dinas terkait, pada 2006 direncanakan akan membangun empat koridor busway yaitu koridor 4 jurusan Pulogadung-Dukuh Atas sepanjang 11,85 kilometer, koridor 5 jurusan Kp Melayu-Ancol sepanjang 13,50 kilometer, koridor 6 jurusan Ragunan-Kuningan sepanjang 13,30 kilometer dan koridor 7 jurusan Kp Rambutan-Kp Melayu sepanjang 12,80 kilometer. "Kita sudah lakukan kajian lalu lintas untuk koridor 4 dan koridor 5, sementara koridor 6 dan koridor 7 sedang kita lakukan," katanya. Sementara untuk pembebasan lahan, Nurrohman menjelaskan di beberapa titik akan dilakukan meski jumlahnya tidak banyak. "Pembebasan lahan tidak terlalu banyak hanya di sekitar Ragunan. Juga akan ada di Kampung Rambutan hingga Cililitan yang akan dilakukan secara bertahap," ujarnya. Ia menambahkan pembebasan tersebut dilakukan di Simpang Bogor hingga Cililitan, sementara di daerah Ragunan tepatnya jalan RM Harsono akan dilakukan pelebaran jalan. Sementara itu di tempat yang sama, Wakil Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono menambahkan bahwa meski ada kemungkinan di masa yang akan datang jalur busway di Jakarta dapat mencapai Bekasi, Tangerang dan kota di sekitar Jakarta, namun hingga saat ini baru dimungkinkan penggunaan angkutan pengumpan (feeder-red) busway dari kawasan tersebut. "Jadi nanti perkembangannya bisa saja sampai Bekasi misalnya, tetapi saat ini yang baru akan dijalankan adalah penggunaan feeder," kata Pristono. Bila nanti rencana jalur busway akan dikembangkan juga hingga di kota-kota sekitar Jakarta, masih menurut Pristono, semua konsep yang dibuat harus sama dengan konsep dan standar bus Trans Jakarta yang sudah beroperasi terlebih dahulu. Dalam perencanaan Dishub DKI Jakarta, pada 2006 jumlah unit bus untuk koridor 4 diharapkan mencapai 34 unit, koridor 5 mencapai 30 unit, koridor 6 mencapai 54 unit dan koridor 7 mencapai 85 unit. "Pada 2010 direncanakan untuk koridor 4 sudah bisa mencapai 44 unit, koridor 5 mencapai 39 unit, koridor 6 mencapai 75 unit dan koridor 7 bisa mencapai 121 unit," kata Pristono. Untuk penyediaan unit bus, sama halnya seperti koridor 2 dan 3, akan dibentuk konsorsium yang terdiri dari sejumlah perusahaan angkutan. Pengusaha yang trayek angkutannya terlewati oleh busway di keempat koridor itu akan diprioritaskan untuk masuk ke dalam konsorsium, meski pengusaha lain yang berminat juga diperbolehkan mengingat kebutuhan unit bus untuk keempat koridor itu pada 2006 diprediksi mencapai 203 unit dan pada 2010 mencapai 279 unit. "Rapat yang dilakukan hari ini adalah pematangan rencana, bila semua lancar, Juni sudah bisa dimulai pembangunan fisik," kata Pristono.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006