Jakarta (ANTARA) - Pakar hukum pidana Prof Hibnu Nugroho mengatakan pembenahan yang diupayakan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai institusi modern menuntut perubahan kultur.

“Berbenah itu harus mengubah kultur, sekarang kultur transparansi, egaliter, mengayomi,” ujar Hibnu saat dihubungi dari Jakarta, Rabu.

Reformasi kultural yang dimaksud, yaitu Polri terbuka dalam semua tindakan dan kebijakan yang diambil, menggunakan pendekatan yang lebih egalitarian atau setara dengan masyarakat dalam menjalankan fungsinya, dan senantiasa melindungi masyarakat demi mewujudkan keamanan dan ketertiban sesuai sumpah Tribrata.

Hibnu melanjutkan teknologi informasi juga perlu dielaborasi untuk mendukung tugas-tugas kepolisian, kemudian dianalisis dan dikembangkan menjadi data, agar informasi menjadi lebih mudah dipahami masyarakat.

“Jadi polisi harus mendekat kepada masyarakat , cepat tanggap, terkait teknologi harus cepat merespons,” jelasnya.

Baca juga: Komisi III DPR: Kapolri bawa Polri berhasil lakukan transformasi

Hibnu menambahkan sumber daya manusia Polri harus bersiap menjawab tantangan digitalisasi & teknologi informasi.

“KUHP ke depan butuh pembuktian elektronik. Ke depan, bukti elektronik nomor satu, bukan bukti saksi yang bisa ditekan,” ujar Guru Besar Bagian Hukum Acara Pidana itu.

Dia juga mengapresiasi visi Presisi yang diusung Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dan membawa Polri bertransformasi menjadi lembaga yang prediktif, responsif, transparan dan adil.

“Ke depan, Presisi harus ditingkatkan. Presisi itu cita-cita dan sekarang dalam proses. Menurut saya hasilnya baik,” kata pakar hukum pidana dari Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto itu.

Memasuki usianya yang ke-76 tahun, banyak prestasi yang telah diraih Korps Bhayangkara untuk bangsa dan negara, namun masyarakat masih berharap Polri bisa bekerja lebih baik.

Baca juga: Kapolri: Polri terus berbenah jadi institusi modern

Masyarakat mengharapkan pasukan baju cokelat itu terus meningkatkan kinerja dan profesionalisme agar semakin dicintai.

“Semoga polisi-polisi di Indonesia tetap amanah menjalankan tugasnya, walaupun ada kesalahan warga dikasih tahu baik-baik tanpa kekerasan, jangan pakai kekerasan kalau menangani demo,” kata Safira (26), tenaga medis.

Lain lagi Agung (36). Karyawan perusahaan pelat merah ini menilai kinerja Polri semakin baik, namun dia menginginkan kehadiran polisi cepat dan tepat saat dibutuhkan masyarakat.

“Saya harap polisi bisa merespons kebutuhan warga lebih cepat, kalau ditelepon jangan lama datangnya, lebih melindungi masyarakat tanpa membeda-bedakan, lebih sopan, tapi kinerja polisi semakin baik “ ujar Agung.

Melalui pembenahan, Polri diharapkan dapat mengakomodasi segala harapan masyarakat, dan kinerjanya di masa depan mampu menjawab dan mengatasi tantangan.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo pada Upacara HUT Ke-76 Bhayangkara mengatakan tahun ini menjadi upaya berbenah bagi penegak hukum itu sebagai institusi modern.

Baca juga: Presiden ingatkan Polri terhadap ancaman kejahatan berbasis teknologi

Pewarta: Gracia Simanjuntak
Editor: Joko Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2022