Markas Besar PBB, New York (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis akan berusaha mencari dukungan bagi satu tindakan keras untuk menghentikan ambisi nuklir Iran dari semua anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) setelah melakukan perundingan dengan para diplomat Rusia dan China, Senin. Semua 15 anggota DK PBB akan mendapat penjelasan, Selasa, mengenai sebuah pernyataan yang tiga negara Barat ingin terapkan untuk menanggapi satu laporan yang disampaikan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang berkantor pusat di Wina, Austria, mengenai program nuklir Iran, Rabu pekan lalu. IAEA yang beranggotakan 35 negara dalam pertemuan di Wina meminta Iran menghentikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengayaan uranium, yang menurut Barat adalah suatu usaha untuk menutupi pembuatan bom, dan mengatakan Iran harus bekerjasama dengan para pemeriksa IAEA. Iran membantah berusaha membuat senjata nuklir. Rusia dan China tidak setuju keterlibatan DK PBB dalam krisis nuklir Iran dalam serangkaian perundingan di kalangan lima anggota tetap dewan yang memilki hak veto, kata para diplomat yang tidak bersedia disebutkan namanya. Sebuah pernyataan dewan memerlukan persetujuan semua 15 anggota dewan, sementara itu sebuah resolusi memerlukan sembilan suara yang mendukung dan tidak ada veto dari anggota tetap. Pihak Barat bisa berusaha untuk memaksa Rusia dan China memveto, jika kemacetan terus berlangsung. "Apakah itu sebuah pernyataan atau sebuah resolusi kami tidak memutuskan. Kami sedang berusaha untuk mengambil satu tindakan pada satu saat," kata Dubes AS di PBB, John Bolton, kepada wartawan. Ia menimpali, "Kami sedang berusaha mendapat kata sepakat terlebih dulu dalam lima anggota tetap, tapi realitas adalah realiitas dan waktu adalah satu faktor penting, yang memberikan Iran untuk terus maju dalam mengatasi kesulitan-kesulitan teknolog" dalam pengayaan uranium." Rusia dan China mungkin mendukung sebuah pernyataan lunak yang mengakui sebuah laporan yang dikirim IAEA pada pekan lalu yang membuka pintu secara resmi terhadap aksi DK PBB. Tujuan mereka adalah krisis itu cukup ditangani IAEA, dan bukan DK PBB. Menlu Rusia, Sergei Lavrov, dalam wawancara dengan sebuah suratkabar mendesak AS dan sekutu Eropanya menyerahkan kembali masalah itu ke IAEA sebagai alat untuk menyelesaikan sengketa itu, dan mengatakan tidak ada strategi yang disepakati bagi tindakan di DK PBB. Baik Bolton maupun Dubes Inggris untuk PBB, Emyr Jones Parry, mengatakan bahwa 10 anggota dewan lainnya perlu dijelaskan, agar mereka tidak merasa dikucilkan oleh lima anggota tetap. Tapi, Bolton mengatakan masih punya harapan untuk mendapatkan persetujuan Rusia dan China bagi sebuah pernyataan, dan karena itu kenapa lima anggota tetap DK PBB akan melanjutkan konsultasi mereka, Rabu. "Ada ksepakatan bahwa kami tidak ingin Iran memiliki senjata nuklir dan itu tetap jelas, kata Bolton kepada wartawan. Negara-negara Barat mungkin menginginkan sebuah pernyataan yang akan menyerukan Iran menghentikan semua kegiatan yang menyangkut pengayaan uranium dan IAEA melaporkan kembali ke Dewan Keamanan dalam waktu singkat. Inggris, kata para diplomat yang menyarankan waktu 14 hari, tapi banyak usulan kemungkinan waktunya sekitar 30 hari. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006