Surabaya (ANTARA) - Konferensi The 9th East Java Economic Forum (EJavec) 2022 yang digelar Perwakilan Bank Indonesia Jatim di Surabaya memberikan sejumlah rekomendasi untuk pemulihan ekonomi kepada Pemprov Jatim, dan didorong untuk bisa diimplementasikan.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Rizki E Wimanda, di Surabaya, Kamis, mengatakan gelaran The 9th EJavec merupakan komitmen BI untuk mendukung kebijakan yang berbasis keilmuan, hal ini demi tercapainya misi Jatim menjadi smart provinsi di Indonesia.

Ia mengatakan dalam konferensi itu dihasilkan tiga rekomendasi terbaik yang mendukung perekonomian Jatim. Tiga rekomendasi dalam bentuk paper itu merupakan hasil seleksi dari 93 paper yang masuk, dan terdiri dari 61 general paper dan 32 modeling paper.

"Jumlah itu meningkat 23 paper dibandingkan EJavec tahun lalu. Dan para juri yang menilai berasal dari akademisi, serta membutuhkan waktu empat bulan mengevaluasi pemenangnya sehingga didapati ada 19 finalis, serta Juara 1, 2 dan 3 yang memiliki model untuk mendukung perekonomian Jatim," katanya.

Baca juga: BI gandeng TNI gelar ekspedisi rupiah berdaulat ke pulau terluar Jatim

Baca juga: BI Jatim dorong Lumbung Pangan Nusantara ambil bagian pada G20


Ia mengatakan, konferensi yang digelar rutin itu mempunyai tujuan untuk menggali rekomendasi solusi kreatif mengatasi berbagai kendala dan permasalahan ekonomi sosial yang ada di Jatim, dengan melibatkan akademisi.

Forum itu, diawali dengan kompetisi karya ilmiah (paper) yang diikuti oleh peserta umum dan mahasiswa yang menghasilkan sebuah rekomendasi.

Ketua Panitia Unair EJavec 2022, Rossanto Dei Handoyo mengatakan dari sekian banyak rekomendasi, rekomendasi yang paling mendominasi di antaranya isu industrialisasi dan ekspor, digitalisasi ekonomi, sinergi antar kota/kabupaten serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Ada salah satu pemenang merekomendasikan kebijakan untuk industrialisasi guna memenuhi kebutuhan lokal, dan juga untuk bermain di pasar global melalui ekspor, serta bagaimana supaya ada kemudahan bagi industri untuk memproduksi dengan biaya murah sehingga punya daya saing,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pemprov Jatim, Anom Surahno mengapresiasi gelaran EJavec 2022 yang diinisiasi BI Perwakilan Jatim.

Ia mengakui, beberapa rekomendasi dari konferensi itu yang digelar tahun 2021 juga telah diterapkan oleh Pemprov Jatim, seperti model pengembangan UMKM.

"Untuk tahun ini, juga akan menjadi rekomendasi bagi Pemprov Jatim, khususnya untuk pemulihan dan pengembangan perekonomian di Jatim pascapandemi," kata Anom.*

Baca juga: BI dan PWNU Jatim sepakati kerja sama pengembangan ekonomi pesantren

Baca juga: Bank Indonesia Jatim harap bandeng Gresik jadi produk ekspor

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2022