Jakarta (ANTARA News) - Ratusan massa, gabungan mahasiswa dan warga, sempat menyandera dua anggota polisi saat terjadi bentrokan di antara polisi dengan massa di depan kampus Universitas Cenderawasih, Abepura, Jayapura, Papua, Kamis. "Dua polisi sempat dikuasai mereka. Kami terus negosiasi untuk mengambil polisi dari pengunjuk rasa," kata Wakil Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Negara RI (Wakadiv Humas Mabes Polri), Brigjen Pol. Anton Bachrul Alam, di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, belasan anggota polisi dari Polres Jayapura dan Polda Papua terluka akibat lemparan batu dari massa, dan mereka kini dirawat di rumah sakit terdekat. Sebelumnya, ratusan massa memblokade jalan depan kampus Universitas Cenderawasih untuk menuntut, agar pemerintah menutup penambangan emas yang dikelola PT Freeport Indonesia di Timika. Aksi itu merupakan lanjutan dari aksi yang sama di beberapa daerah di Indonesia dalam satu bulan terakhir ini. Dalam aksi di Abepura, massa memblokade jalan, sehingga polisi berupaya membuka jalan. Tindakan polisi yang dinilai memaksa itu memicu bentrokan, sehingga jatuh korban di kedua pihak. Massa berlindung di dalam kampus untuk menghindari kejaran polisi sambil terus melempakan batu. Situasu Abepura hingga Kamis petang dilaporkan masih mencekam, dan polisi terus mencari orang yang dicurigai memicu kerusuhan, sehingga banyak toko banyak di wilayah itu tutup. Di sela-sela bentrokan, tiga orang polisi dilaporkan tewas akibat dianiaya massa. Korban tewas itu adalah Bharatu Daud Sulaiman, Briptu Arizona, dan Brigadir Syamsuddin. Namun, belum diketahui secara pasti apakah ketiga polisi yang tewas itu sempat disandera massa, sebagaimana yang disinyalir Wakadiv Humas Polri. Anton Bachrul Alam mengatakan, hingga kini kerusuhan itu masih ditangani Polda Papua dan Polres Jayapura. "Namun, kalau kerusakan terus meningkat, maka Mabes Polri akan mengirim tambahan personel ke sana untuk membantu Polda Papua," tambahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006