Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto mengatakan, sesuai arahan Presiden dirinya bersama Kapolri Jendral SuUtanto, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar serta Menteri Koordinaror Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Widodo AS, akan bertolak ke Papua malam ini (16/3) menyusul bentrok antara pengunjuk rasa dan aparat kepolisian yang menewaskan beberapa aparat kepolisian. "Malam ini kami akan berangkat ke Papua untuk melihat situasinya dari dekat," kata Panglima TNI usai rapat kabinet di Istana Negara Jakarta, Kamis. Ia mengemukakan situasi yang terjadi di Papua kini telah dapat ditangani dengan baik oleh petugas seperti yang dilaporkan Pangdam dan Kapolda setempat. Panglima TNI juga membenarkan bahwa pada kerusuhan antara kelompok pengunjukrasa yang menamakan diri Front Pembela Rakyat Papua dengan aparat kepolisian di depan Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) Abepura, Kota Jayapura, Papua, tiga polisi dan seorang anggota TNI ANgkatan Udara meninggal dunia. Sementara ketika ditanya apakah akan dilakukan penambahan pasukan, ia mengatakan hal itu tidak perlu dilakukan karena aparat kepolisian dan militer yang ada di sana telah bisa meredam situasi. "Aparat keamananan tetap berada di sana supaya tidak ada tindakan di luar kontrol mereka," katanya. Ia menyatakan keyakinannya bahwa keamanan di wilayah itu akan dapat dikendalikan sehingga tidak akan diberlakukan jam malam. Menyinggung tentang tewasnya anggota TNI AU, Djoko mengatakan bahwa hingga saat ini dirinya belum tahu pasti mengapa anggota TNI AU itu berada di lokasi kejadian. Selain menewaskan sejumlah petugas, aksi bentrokan antara fisik antara kelompok pengujukrasa dan aparat kepolisian di depan kampus (Uncen) Abepura, Kota Jayapura, Papua, juga menyebabkan sekitar 11 polisi dan tiga warga sipil luka-luka. Aparat polisi yang meninggal itu terdiri atas satu anggota Satuan dari Brimob Polda Papua bernama Briptu Arizona dan dua anggota Dalmas Polresta Jayapura.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006