Jakarta (ANTARA) - Sherpa G20 merupakan jembatan menuju perhelatan akbar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-17 G20 di Bali pada 15-16 November 2022 berisikan perwakilan negara-negara anggota.

Kata Sherpa sendiri berasal dari penyebutan pemandu di Nepal, lantas dipakai dalam penyelenggaraan G20 yang artinya sebagai pembuka jalan menuju acara puncak yakni KTT G20.

Pemerintah Indonesia menjadikan kegiatan di salah satu hotel Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur menjadi etalase untuk memamerkan potensi pariwisata Indonesia.

Tak hanya memamerkan wisata alam, peserta Sherpa G20 juga dimanjakan dengan beragam kuliner lokal yang dipadupadankan dengan kuliner nusantara.

Bahkan di dalam ajang ini terlihat jelas bagaimana usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ikut bersanding dengan perusahaan besar sebagai mitra untuk menghasilkan produk kuliner inovatif.

Sehingga tak heran dalam ajang ini berderet-deret perusahaan terkemuka Indonesia tak hanya perusahaan pelat merah tetapi juga swasta ikut serta mendukung perhelatan internasional ini.

Soal menghadirkan kuliner nusantara dalam ajang Sherpa G20, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dalam publikasinya menyebutkan sebagai momentum yang baik untuk memperkenalkan potensi Indonesia.

Melalui program Perjalanan Kuliner Nusantara (Nusantara Culinary Journey) yang dirancang pemerintah, seluruh delegasi yang hadir diajak berkeliling Indonesia melalui cita rasa kuliner khas daerah.

Tujuan utama dari program tersebut adalah untuk memperkenalkan dan mengangkat keanekaragaman budaya Indonesia kepada para delegasi Sherpa G20.

Program ini mengedepankan kekayaan budaya dan kuliner yang beraneka ragam yang terbentang dari kawasan paling timur hingga ujung barat Indonesia.

Baca juga: Menkominfo ajak delegasi G20 nikmati kuliner lokal

Dalam merancang program ini, sejumlah UMKM dan pelaku ekonomi kreatif ikut dilibatkan.

Pertemuan pada tingkat Sherpa ini punya arti strategis karena selain dihadiri oleh pejabat senior dan setingkat Wakil Menteri juga bertujuan untuk mendiskusikan topik prioritas Presidensi G20 Indonesia, hingga menyusun deklarasi yang akan diadopsi Pemimpin G20 pada KTT Presidensi G20 Indonesia pada tahun ini. 
 
Es Kendil, minuman dingin khas Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat yang dikombinasikan dengan berbagai macam bahan pelengkap khas negara tropis. ANTARA/Nabila Charisty

Karena itu, pengenalan Indonesia melalui program Perjalanan Kuliner Nusantara akan menjadi salah satu merek dagang (trademark) Presidensi G20 Indonesia, yang belum pernah dilakukan oleh negara lain yang memegang Presidensi G20 sebelumnya.

Salah satu kuliner yang menonjol dihadirkan di ajang internasional ini selain kopi, juga terselip roti kompiang khas dari Labuan Bajo.

Bahkan wisatawan yang berkunjung ke daerah ini kurang lengkap rasanya kalau tidak menenteng panganan khas daerah ini.

Panganan ini yang merupakan perpaduan terigu dilumuri wijen serta dipanggang hingga kering ini mampu disimpan lama serta yang jelas mengenyangkan sehingga cocok untuk bekal perjalanan.

Roti yang identik dengan makanan  zaman dulu (jadul) itu memang kerap digunakan nenek moyang saat harus melakukan perjalanan panjang. Karena penyajiannya dipanggang hingga kering sehingga membuat makanan ini awet untuk disimpan.

Kreativitas
Ajang Sherpa G20, mendorong koki terkemuka asal Indonesia unjuk kebolehan untuk memperkenalkan kuliner asli Indonesia termasuk roti kompiang.

Di tangan ahli, roti kompiang menjadi panganan universal yang cocok di lidah peserta Sherpa G20 yang berasal dari beragam bangsa tentunya sudah akrab dengan sajian internasional.

Adalah Koki Gunawan Popo yang berhasil mempopulerkan roti kompiang kepada peserta Sherpa G20 yakni melalui kombinasi dengan es krim.

Baca juga: MenkopUKM: Pemberdayaan perempuan bisa ditempuh lewat UMKM kuliner

Menggandeng perusahaan es krim tanah air,  Gunawan berhasil menyedot perhatian peserta konferensi. Ide kreatifnya memadukan dengan es krim membuat banyak yang tertarik.

Tentunya hampir semua negara mengenal es krim namun disajikan dengan roti kompiang mungkin menjadi pengalaman pertama yang didapat dan ternyata banyak yang menyukai, tutur Gunawan.

Gunawan mengaku bangga berhasil memperkenalkan kuliner lokal di ajang internasional.

Gunawan memberikan apresiasi kepada pemerintah dan panitia yang telah memberikan kesempatan kepada kuliner lokal untuk dapat dikenal oleh perwakilan negara-negara maju dunia.

Terkait roti kompiang, Gunawan menjelaskan aslinya memiliki dua varian rasa, yakni manis dan asin.

Pada menu kali ini digunakan roti dengan rasa manis yang dikombinasikan dengan es krim buatan Indonesia rasa moci sehingga menghasilkan perpaduan rasa yang unik bahkan digemari peserta.

Roti Kompiang sendiri adalah kuliner yang kini menjadi salah satu buah tangan favorit yang digemari oleh wisatawan lokal yang berkunjung ke Labuan Bajo.

Roti berbentuk bulat berwarna cokelat ini memiliki taburan wijen di kulit luarnya yang indah.

Warga lokal biasa menyantap roti yang memiliki tekstur renyah di bagian luar dan lembut di dalam di waktu pagi bersama teh atau kopi.

Dukungan
Pertemuan Sherpa G20 di Laboan Bajo mendorong pemerintah RI untuk mempromosikan potensi kuliner Indonesia baik dari perusahaan besar maupun UMKM, bahkan dengan mengombinasikan keduanya.

Baca juga: Menparekraf dan pelaku usaha bahas potensi kuliner nusantara

Momentum pertemuan Sherpa G20 adalah waktu yang tepat untuk mengenalkan kuliner lokal kepada dunia internasional bersama-sama dengan perusahaan kuliner multinasional.

Lebih jauh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan komitmennya untuk menjadikan ajang internasional Sherpa G20 dan KTT G20 sebagai saluran untuk memajukan UMKM tanah air dengan cara menyediakan kuliner hingga cendera mata asli Tanah Air.
 
Lumpia kuliner khas Semarang. ANTARA/HO-Foto ulebule.blogspot.com

Bahkan dia sendiri memastikan kesiapan para pelaku UMKM untuk menyambut perhelatan dunia itu.

Sebelumnya, Sandiaga mengatakan hadirnya UMKM di bidang kuliner bisa dengan cepat menciptakan lapangan pekerjaan.

Dengan demikian hadirnya Sherpa G20 hingga KTT G20 mendatang diharap mampu menciptakan peluang usaha.

Tinggal momentum ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baik bagi para pelaku industri kuliner.

Harapannya peluang ini tidak hanya sesaat dalam rangkaian G20 saja, namun bisa berkesinambungan bahkan membuat kuliner tanah air makin dikenal hingga mampu menembus pasar luar negeri.

Saat ini sudah ada tiga warisan kuliner Indonesia yang diakui UNESCO yakni nasi goreng, lumpia, dan rendang.

Harapannya perhelatan internasional ini akan memperkaya warisan kuliner Tanah Air bisa mendunia.

Memang untuk mencapai hal ini bukan perkara mudah. Salah satunya dari segi rasa.

Tiga kuliner Indonesia itu awalnya memang sudah banyak disajikan di hotel-hotel berstandar internasional, sehingga akhirnya diakui di dunia.

Harapannya kompiang juga bisa mendunia.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
COPYRIGHT © ANTARA 2022