Singapura (ANTARA) - Harga minyak merosot lebih dari satu dolar AS per barel di perdagangan Asia pada Rabu sore, tertekan oleh upaya bank-bank sentral global untuk menjinakkan inflasi dan menjelang perkiraan peningkatan persediaan minyak mentah AS karena permintaan produk melemah.

Harga minyak mentah Brent untuk September jatuh 1,50 dolar AS atau 1,4 persen, menjadi diperdagangkan di 105,85 dolar AS per barel pada pukul 06.45 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Agustus melemah 1,40 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi diperdagangkan di 102,82 dolar AS per barel.

Kontrak WTI untuk Agustus akan berakhir pada Rabu nanti. Sementara itu, kontrak WTI September yang lebih aktif berada di 99,09 dolar AS per barel, tergelincir 1,65 dolar AS.

Harga minyak maju-mundur di sesi sebelumnya, terjebak dalam tarik-menarik antara kekhawatiran pasokan karena sanksi Barat terhadap Rusia, dan tekanan pada indikasi dari para bankir sentral bahwa mereka akan menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi.

Kedua kontrak menetap sekitar 1,0 persen lebih tinggi pada Selasa (19/7/2022) karena pasokan yang ketat secara global yang juga menjaga spread antar bulan Brent yang cepat dalam backwardation (harga spot lebih tinggi dari harga berjangka) yang lebar di sekitar 4,40 dolar AS per barel. Harga bulan depan lebih tinggi daripada bulan-bulan mendatang di pasar yang backwardated menunjukkan pasokan yang ketat.

Pada Jumat (15/7/2022), open interest di bursa berjangka New York Mercantile Exchange turun ke level terendah sejak September 2015 karena investor mengurangi aset-aset berisiko seperti komoditas, khawatir bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga AS.

"Orang-orang telah beralih dari produk Delta 1 - hanya menjadi long futures atau long melalui indeks - menjadi opsi karena kemunduran yang tajam," Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management, mengatakan dalam sebuah catatan.

"Mereka telah berubah dari sepenuhnya terkena sisi negatifnya menjadi menjelajahinya melalui opsi, cenderung menuju buying calls, call spreads, dan selling puts."

Di Amerika Serikat, stok minyak mentah naik sekitar 1,9 juta barel untuk pekan yang berakhir 15 Juli, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API), Selasa (19/7/2022). Itu mendekati perkiraan untuk kenaikan 1,4 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.

Data persediaan minyak mentah dan bahan bakar mingguan resmi dari Badan Informasi Energi (EIA) AS diharapkan pada Rabu pukul 15.30 GMT dan para pedagang mengawasi tentang permintaan tersirat.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA 2022