Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyatakan setuju jika Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadikan remaja "SCBD" (Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok) yang kerap nongkrong di kawasan Dukuh Atas Jakarta tersebut sebagai perantara sosialisasi Pemilu 2024.

"Karena dalam melakukan pendekatan kepada anak muda, mereka tidak suka yang formalitas, tidak suka hal-hal yg keliatan kaku, artinya kalau KPU dan penyelenggara pemilu datang jemput bola ke sana, saya pikir tidak ada yang salah," kata CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Menurut Pangi, sosialisasi pemilu kepada anak muda harus dengan pendekatan dan momentum yang sesuai.

Walau begitu,  lanjut dia, sosialisasi pemilu akan lebih efektif jika pendekatannya sesuai dengan selera atau maunya anak muda. Misalnya, dengan melakukan pendekatan berbasis hobi dan komunitas.

Ia meminta KPU untuk mampu adaptasi dengan cepat dalam membaca selera anak muda, termasuk bisa masuk ke ruang-ruang digital dan pelan-pelan meninggalkan model sosialisasi pemilu yang konvensional.

Sementara itu, anggota KPU RI Betty Epsilon Idroos mengatakan bahwa pihaknya menjadikan anak muda sebagai sasaran sosialisasi. Namun, tidak khusus remaja SCBD saja.

"Intinya mereka adalah sasaran sosialisasi yang baik sekali karena dari jumlahnya saja generasi z dan milenial luar biasa lebih dari 50 persen dari populasi Indonesia saat ini," kata Betty.

Untuk sosialisasi pemilu saat ini, Betty menegaskan bahwa KPU akan menggaet anak muda dengan pendekatan bahasa maupun metode yang lebih kekinian.

Baca juga: Pengamat politik: Sosialisasi kunci sukses Pemilu dan Pilkada 2024
Baca juga: Bagja: Bawaslu masifkan sosialisasi penguatan netralitas ASN di pemilu

Pewarta: Yana Sandwidya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2022