Beijing (ANTARA) - Dua bunga bangkai telah mekar di Kebun Raya Nasional China di Beijing, menandai peristiwa "mekar berkelompok" pertama dari spesies yang terancam punah itu di bawah budi daya buatan secara global.

Bunga bangkai pertama mekar pada 6 Juli, dan bunga bangkai kedua pada Selasa (19/7), dengan satu bunga di sebelahnya sudah bertunas. Ketinggian tongkol (spadix) bunga kedua mencapai 1,68 meter.

Bunga yang secara resmi bernama Titan Arum tersebut berasal dari Indonesia. Bunga itu juga disebut sebagai bunga bangkai karena bau busuknya yang terkenal, yang membantunya menarik hewan penyerbuk saat tanaman tersebut sedang mekar.
 
   Bunga bangkai tersebut mekar saat sore hari dan hanya bertahan selama sekitar 48 jam, dengan panjang tongkol bunga mencapai lebih dari 3 meter, tertinggi yang tercatat sejauh ini. Bunga tersebut terdaftar sebagai tumbuhan terancam punah dalam Daftar Merah Spesies Terancam Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN).   Saat ini, peristiwa "mekar berkelompok" bunga bangkai di Kebun Raya Nasional China menandai pencapaian yang memuaskan dalam melestarikan spesies itu di China. Hal tersebut mencerminkan konservasi ex-situ, penelitian ilmiah, serta budi daya dan konservasi tanaman tingkat tinggi di kebun raya tersebut.


Bunga bangkai berada di bawah ancaman perusakan habitat akibat kegiatan penebangan kayu dan pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, yang menyoroti perlunya upaya melindungi dan meneliti spesies tersebut serta meningkatkan jumlahnya.
 
   Saat ini, peristiwa "mekar berkelompok" bunga bangkai di Kebun Raya Nasional China menandai pencapaian yang memuaskan dalam melestarikan spesies itu di China. Hal tersebut mencerminkan konservasi ex-situ, penelitian ilmiah, serta budi daya dan konservasi tanaman tingkat tinggi di kebun raya tersebut


Kebun Raya Nasional China menyelenggarakan kegiatan malam hari pada Selasa dan Rabu (20/7) bagi pengunjung untuk melihat bunga bangkai yang mekar itu dan menyaksikan video guna mempelajari lebih lanjut tentang bunga langka tersebut. Selesai


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022