Padang (ANTARA) - Pemerintah Kota Padang terus melakukan edukasi kebencanaan kepada warga yang berada di zona merah tsunami sebagai upaya meminimalkan korban jiwa jika bencana terjadi.

"Kota Padang berada di bibir pantai Samudra Hindia, Padang termasuk daerah rawan bencana kami berharap seluruh warga memiliki pengetahuan yang baik saat menghadapi bencana," kata Asisten I Setdako Padang Edy Hasymi di Padang, Senin pada kegiatan kelurahan Siaga Bencana 2022.

Menurut dia saat ini dari satu juta penduduk Kota Padang, 60 persen diantaranya berada di zona merah tsunami sehingga warga tersebut mesti dibekali dengan edukasi menghadapi bencana.

"Keterampilan dan pemahaman dalam menghadapi bencana mesti dimiliki oleh setiap orang. Karena warga yang tidak memiliki keterampilan saat terjadi bencana akan terlebih dahulu menjadi korban," katanya.

Ia menyampaikan selama ini, Pemkot Padang memang telah melakukan edukasi kepada masyarakat.

Baca juga: 10 tahun gempa Padang dan peningkatan kewaspadaan bencana

Baca juga: Padang perkuat pengembangan sekolah siaga bencana


"Bahkan Kota Padang diharapkan menjadi kota cerdas bencana. Namun edukasi yang diberikan kepada masyarakat sempat terhenti karena pandemi COVID-19," katanya.

Edy berharap edukasi dalam menghadapi bencana dapat diberikan pihak kelurahan kepada seluruh warga.

Karena itu, ia berkeinginan seluruh aparat di kelurahan dan masyarakat memahami edukasi atau pengetahuan tentang kebencanaan yang diberikan narasumber dalam kegiatan Kelurahan Siaga Bencana Tahun 2022.

“Dengan demikian pengetahuan yang didapat kemudian diberikan kepada seluruh warga,” katanya.

Kegiatan Kelurahan Siaga Bencana Tahun 2022 diikuti lima kelurahan diikuti lurah beserta perangkat kerjanya termasuk masyarakat setempat untuk mengedukasi bencana dari sejumlah narasumber.

Lima kelurahan itu yakni Berok Nipah, Purus, Lubuk Buaya, Gates, serta Air Tawar Barat yang seluruh daerah itu berada di bibir pantai.

Plt Kalaksa BPBD Padang Arfian mengatakan salah satu tujuan kegiatan ini dilaksanakan secara partisipatif membangun kesiapsiagaan masyarakat.

"Termasuk melindungi masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana," kata dia.

Sebelumnya pakar gempa Dr Badrul Mustafa menilai kapasitas individual menjadi salah satu kunci seseorang bisa selamat dari bencana gempa dan tsunami.

"Kapasitas individual yang dimaksud adalah pemahaman seseorang tentang bencana sehingga dia tahu apa yang harus dilakukan saat gempa dan tsunami terjadi," kata dia.

Ia memberi contoh orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang gempa dan tsunami sebelum bencana terjadi sudah paham apa tanda-tandanya dan apa yang harus dilakukan jika bencana datang.

"Jadi kalau di daerah yang rawan maka kapasitas individu termasuk memahami seperti apa bangunan yang ramah gempa dan sesuai standar," kata dia.

Kemudian kapasitas individu harus menular kepada lingkungan sehingga semua pihak akan bersinergi saling untuk saling menyelamatkan.

Baca juga: Zona merah bencana diminta tidak dijadikan daerah pemukiman

Baca juga: "Zona merah" tsunami ada di 26 desa Kabupaten Mukomuko, kata BPBD

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022