Jakarta (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri mengindikasikan kemungkinan keterlibatan salah seorang staf di departemen tersebut dalam pembuatan surat palsu Menlu dan kepentingan PT Sun Hoo Engineering (SHE) untuk merenovasi gedung KBRI Seoul Di Korea Selatan. Menurut Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR-RI di Jakarta, Senin, Inspektorat Jenderal (Itjen) Deplu telah mencium adanya kolusi antara staf itu dengan PT SHE berdasarkan laporan dari KBRI Seoul. Oknum tersebut disebut Menlu Hassan dengan inisial "N", seorang pegawai di Sekretariat Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik Deplu-RI. "Tanggal 15 Maret 2006 Itjen memeriksa sejauh mana keterkaitan `N` dalam kaitan kegiatan Sun Hoo Engineering dan pembuatan surat-surat bodong tersebut," kata Hassan. Baru-baru ini beredar di kalangan DPR surat yang ditengarai ditandatangani oleh Menlu Hassan Wirajuda yang berisi izin bagi PT SHE untuk melakukan renovasi Gedung KBRI Seoul. Deplu membantah keras Menlu mengeluarkan surat seperti itu dan menyatakan surat yang beredar tersebut adalah palsu. Selain banyak keganjilan, misalnya penulisan nama Menlu Hassan yang salah, logo surat, penomoran surat, Deplu mengatakan bahwa Menlu tidak mungkin mengeluarkan surat izin tanpa prosedur perundang-undangan yang berlaku. Selain pada 15 Maret 2006, pada 6 Maret 2005, kata Hassan, Itjen juga telah melakukan pemeriksaan terhadap oknum "N". "Terhadap itu, Itjen merekomendasikan untuk tidak menempatkan lagi yang bersangkutan ke luar negeri," kanya Menlu. Menurut laporan KBRI, "N" ikut dalam rombongan yang menyebut diri mereka sebagai delegasi mewakili PT SHE pada 11 Maret 2005 memaparkan usulan mereka di KBRI. Menlu menegaskan Deplu sendiri tidak memberikan tanggapan maupun menrima pemaparan di Deplu. "Karena (renovasi KBRI Seoul, red) baru berupa rencana, tidak ada pengaruh apapun," ujarnya. Hassan mengungkapkan bahwa selama tahun 2000-2005 sudah 13 perusahaan yang mengajukan proposal renovasi KBRI Seoul. "(Gedung KBRI), Seoul agak istimewa karena nilai aset yang tingi, sehingga banyak minat dari kalangan swasta," katanya. "Tapi sejak saya menjabat sebagai Menlu sampai hari ini, tanah dan gedung KBRI Seoul tidak berubah sejengkalpun," tegas Hassan.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006