Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari memanggil Direktur Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta dan jajarannya Senin siang untuk mengklarifikasi soal kematian Bondan Abirama Sanyoto (5) yang sebelumnya diduga akibat habisnya pasokan oksigen sentral RS. "Saya sengaja memanggil jajaran Direksi RSPI Sulianti Saroso untuk mengklarifikasi secara langsung dan mengetahui hasil investigasinya," kata Menkes di ruang kerjanya di Depkes, Jakarta, Senin. Menkes yang pada kesempatan itu didampingi oleh Dirut RSPI Sulianti Saroso, dr Santoso Suroso dan wakilnya dr Sardikin Giriputro mengatakan bahwa pasien yang diduga terinfeksi virus flu burung itu tidak meninggal karena habisnya pasokan oksigen sentral RS. Walaupun mengakui bahwa aliran oksigen sentral RS pada hari kematian Bondan, Minggu (19/3) terhambat, namun dr Sardikin mengatakan bahwa hal itu tidak mempengaruhi kondisi pasien. Ia mengatakan, ketika hambatan aliran oksigen itu diketahui, pasokan oksigen untuk pasien langsung diganti dengan transferable oksigen (melalui tabung oksigen). Hal senada juga dikemukakan oleh Wadir Pelayanan dan Keperawatan RSPI dr Tuti H Murtono SpAn. "Pemindahan itu tidak memerlukan selang waktu sehingga pasien tetap mendapatkan suplai oksigen yang dibutuhkan," katanya. Ia menjelaskan pula, dua pasien lain yang pada saat itu juga menggunakan pasokan oksiegn sentral seperti Bondan tidak mengalami gangguan apapun. Menurut Tuti, Bondan meninggal karena gagal jantung dan paru (cardiorespiratory failure). Sirkulasi oksigen di jantung dan paru-paru Bondan, katanya, tidak stabil sehingga pasien tersebut akhirnya meninggal dunia. Ia menjelaskan, ketika dirawat di RSPI Bondan yang sebelumnya di rawat RS Hermina Bekasi selama delapan hari dan sempat di rawat di ICU, kondisi paru-parunya sudah sangat parah. Setelah dirawat selama lima hari di RSPI pun, kata Tuti, kondisi kesehatan Bondan tidak mengalami kemajuan berarti. Hasil foto rontgen dari paru-paru Bondan, juga menunjukkan bahwa kondisi organ tersebut sudah sangat parah (sebagian besar terlihat berwarna putih). Sardikin menjelaskan pula bahwa jumlah pasokan oksigen sentral di RS itu masih tersedia dalam jumlah cukup. "Tanggal 18 kemarin (18/3) baru dicek dan diisi, dan tidak ada masalah," katanya. Hingga saat ini ia menjelaskan, pihak RS masih melakukan pemeriksaan saluran oksigen sentral untuk mengetahui bagian yang bermasalah dan memperbaikinya. Menurut dia, pihak RS secara berkala melakukan pengisian oksigen sentral sesuai dengan kebutuhan dan melakukan pengecekan alat.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006