Wamena (ANTARA News) - Sebanyak 22 penduduk di Kabupaten Jayawijaya, Papua, meninggal dunia akibat terserang wabah penyakit disentri dan ratusan warga lainnya dalam keadaan sakit dan memerlukan pertolongan. Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Jayawijaya, Maskur Adam, S.IP dalam keterangan persnya di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya, Senin, mengatakan korban meninggal akibat wabah disentri terjadi dalam dua tahap, yakni pertama 19 orang kemudian tiga warga lainnya meninggal beberapa hari kemudian. Ketiga orang yang meninggal terakhir berasal dari Distrik Kurulu yaitu Masike Mabel (50 tahun), Huben Mabel (30 tahun) dan Nerius Merian (25 tahun). Menurut Maskur Adam, wabah disentri itu bermula menjangkiti masyarakat Kampung Abusa dan Kampung Milima, Distrik Kurulu dan Kampung Siapma, Distrik Musatfak sejak 28 Februari lalu, namun penduduk tidak melapor kepada aparat pemerintahan distrik dan Kabupaten Jayawijaya. Pada 14-15 Maret, terjadi kematian beruntun di ketiga kampung itu, setelah itu barulah masyarakat melaporkan kejadian luar biasa itu kepada Pemkab setempat. Menurut Maskur Adam, Pemkab Jayawijaya sejak 16 Maret lalu telah menurunkan tim dokter beranggotakan lima orang dokter dan 12 orang tenaga paramedis ke lokasi kejadian luar biasa (KLB) dan membentuk Posko di tiga kampung yaitu Kampung Melima, Abasa dan Kampung Siapma. Tim kesehatan selama empat hari belakangan ini menolong lebih 200 orang penduduk yang terserang disentri, muntah-muntah dan buang air besar, namun masih banyak penduduk yang sakit dan berada di Honai (rumah penduduk beratap alang-alang) terpencil sehingga menyulitkan pertolongan sesegera mungkin. Dijelaskan, pada Senin ini, tim kesehatan kembali menyisir perkampung penduduk untuk menemukan para korban guna diberikan pertolongan sehingga menghindari jatuhnya korban lebih banyak lagi. Dikatakan, Pemkab Jayawijaya menggelar rapat koordinasi yang dipimpin Sekda setempat, Drs. Cristian Woparo, MM diikuti aparat terkait untuk menetapkan langkah-langkah untuk mengatasi KLB tersebut lebih cepat. Dia menginformasikan bahwa Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya, Ferry Jigobalom menurunkan lima orang dokter ke tempat KLB Jumat (17/3), namun telah ditarik karena dokter tersebut merupakan tenaga yang dikirim Depkes untuk menanggulangi bencana di Kabupaten Yahukimo, sementara obat-obatan yang tersedia hanya untuk kebutuhan sepekan. "Sekarang kelima dokter tersebut sudah ditempatkan di Yahukimo, jadi kami kekurangan dokter dan obat-obatan dan kalau boleh tolong dibantu tiga orang dokter berikut obat-obatan," pinta Ferry Jigibalom seperti yang dikutip Maskus Ardam. Pada Senin (20/3) pagi, bantuan satu tenaga dokter dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua di Jayapura, dr.Ferry Wopari yang mendampingi tenaga perawat tiba di lokasi KLB. Dia menambahkan, Sekda Kabupaten Jayawijaya, Drs.Cristian Wopari telah menginstruksikan kepada semua instansi terkait agar mengambil langkah-langkah menolong masyarakat yang tertimpa bencana wabah disentri. Pemkab setempat juga sudah menyiapkan bantuan darurat berupa beras sebanyak 5 ton berikut lauk-pauk disamping mendrop air bersih yang dibagikan kepada masyarakat korban wabah disentri.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006