Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tambahan subsidi yang harus diberikan kepada PLN karena tidak adanya kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), diharapkan tidak mengakibatkan kenaikan defisit APBN 2006 yang sudah ditetapkan sebesar Rp21,43 triliun atau 0,7 persen. "Kita berusaha agar total defisit tidak bertambah. Defisit yang sekarang ini sudah cukup memadai. Tetapi kalau tidak mungkin, tentu kita akan lihat pembiayaan yang resikonya kecil," kata Sri Mulyani usai mengikuti sidang kabinet terbatas membahas TDL di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa. Sri Mulyani mengatakan, dampak keputusan pemerintah tidak menaikkan TDL terhadap APBN masih harus dibahas dengan DPR. Namun, katanya, pemerintah sudah memilki berbagai angka kajian yang akan ditawarkan kepada DPR. Dikatakannya, ada tiga opsi yang akan dikaji yaitu meningkatkan efisiensi pengeluaran di sektor-sektor lain, meningkatkan potensi penerimaan untuk menambah pendapatan negara, dan memikirkan tambahan pembiayaan jika defisit harus dinaikkan. "Ketiga-tiganya akan kita kaji. Tetapi juga melihat kapasitas PLN untuk menyediakan atau menambal dirinya sendiri," katanya. Sebelumnya audit BPK menyebutkan bahwa Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik adalah sebesar Rp93,2 triliun. Sehingga jika dikurangi dengan pendapatan PLN atas penjualan tenaga listrik maka PLN membutuhkan dana tambahan Rp27,2 triliun. Pemerintah, pada APBN 2006 telah menyetujui pemberian subsidi untuk PLN sebesar Rp17 triliun sehingga kebutuhan untuk subsidi PLN masih kurang sekitar Rp10,2 triliun. Jumlah ini, rencananya akan ditutupi dengan kenaikan TDL, namun dengan keputusan pemerintah tidak menaikkan TDL maka APBN harus menanggungnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006