Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat George W Bush hari Selasa bersikukuh menyatakan tidak sependapat dengan yang mengatakan bahwa Irak terperangkap dalam perang saudara. Saat ditanya apakah ia setuju dengan pernyataan mantan Perdana Menteri sementara Irak Iyad Allawi bahwa Irak sudah dilanda perang saudara, Bush mengatakan, "Tidak, ada suara lain keluar dari Irak." "Kami mengakui bahwa di sana ada kekerasan, ada kekerasan aliran. Cara pandang saya sama dengan orang Irak dan memutuskan tidak menyerah pada perang saudara," katanya pada temu pers seperti dikutip Kantor Berita Reuters Jajak pendapat menunjukkan bahwa rakyat Amerika Serikat semakin tidak puas dengan cara Bush menangani perang Irak, yang sudah mengorbankan jiwa 2.318 tentara negara adidaya itu. Sebelumnya, beberapa warga penting Irak yakin negara itu telah tergelincir ke dalam kancah perang saudara kadar rendah. "Kami kehilangan tiap hari rata-rata 50 hingga 60 orang di seluruh negara ini, jika tidak lebih," kata mantan perdana menteri Iyad Allawi pada BBC hari Minggu. "Jika ini bukan perang saudara, maka hanya Tuhan tahu apa perang saudara itu." Sedikit-dikitnya, 33.000 warga Irak tewas akibat kekerasan sejak pasukan pimpinan Amerika Serikat memulai pemboman Bagdad tanggal 20 Maret 2003, kata lokamaya Badan Penghitungan Irak, yang mencari korban rakyat Irak. Dalam tiga tahun terakhir, perang Irak berubah dari pertempuran antara tentara Amerika Serikat dan gerilyawan Suni, yang marah karena Saddam jatuh, menjadi perjuangan, yang menghancurkan Suni, Syiah dan Kurdi. Pejuang asing, seperti, gerilyawan Alqaida Abu Musab al-Zarqawi, juga melancarkan serangan dahsyat, yang dapat memicu perang saudara. Anggota Perhimpunan Cendekiawan Muslim Suni (AMS) menyatakan balatentara Amerika Serikat di Irak gagal dan menyeru rakyat Irak menyatukan langkah dalam perlawanan.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006