Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa menguatnya nilai tukar rupiah akhir-akhir ini hingga dikisaran 9.100-9.200 per dolar AS berdampak positif bagi perekonomian. "Ada dampak positif dari penguatan kurs karena faktor lain juga akan dipengaruhi seperti inflasi, kegiatan ekonomi, impor, dan kepercayaan investor," kata Sri Mulyani sebelum mengikuti rapat Pansus RUU Pemerintahan DKI Jakarta di Gedung DPR Jakarta, Rabu. Menkeu menyebutkan, faktor-faktor itu akan mempengaruhi apa yang disebut dengan persepsi yang dianggap baik atau tepat. Ditanya apakah angka 9.700 tidak terlalu tinggi untuk RAPBN 2007, sementara saat ini rupiah telah mencapai kisaran 9.100 hingga 9.200, Menkeu mengatakan, angka itu bukan perkiraan pada 2007, tetapi merupakan kalkulasi awal untuk RAPBN 2007. "Itu masih kalkulasi awal yang harus dibahas bersama Panitia Anggaran DPR," katanya. TDL Mengenai konsekuensi tidak naiknya tarif dasar listrik (TDL) terhadap APBN, Menkeu mengatakan, jika alokasi untuk menutup tambahan subsidi berasal dari pengurangan pos lain, maka tidak akan menambah defisit. "Kalau dari pengurangan pos lain maka defisitnya tidak akan bergerak, kalau tidak ya defisitnya nambah," katanya. Ditanya berapa laju angka inflasi dengan pembatalan kenaikan TDL itu, Menkeu mengatakan, pihaknya akan membahas dengan Panitia Anggaran DPR. "Itu akan kita bahas dengan Panitia Anggaran DPR, termasuk juga masalah untuk menutup tambahan subsidi itu," katanya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006