Tokyo (ANTARA) - Suhu udara di Jepang pada Selasa (2/8) meroket seiring cuaca terik melanda sebagian besar wilayah negara itu dari timur hingga barat, dengan suhu udara hampir mencapai rekor tertinggi, yakni sekitar 40 derajat Celsius, di sejumlah area.

Menanggapi kenaikan suhu udara yang terjadi secara mendadak itu, Badan Meteorologi Jepang (Japan Meteorological Agency/JMA) mengeluarkan peringatan bahwa warga harus mengambil sejumlah langkah pencegahan guna menghindari penyakit yang berkaitan dengan udara panas.

Warga juga mendapat peringatan dari anjuran pemerintah yang meminta mereka untuk tetap terhidrasi, menahan diri untuk tidak melakukan perjalanan yang tidak perlu atau berolahraga di luar ruangan, dan menggunakan penyejuk udara untuk menghindari sengatan panas (heatstroke) dan kelelahan akibat cuaca panas.
 
JMA menyampaikan bahwa suhu udara diperkirakan akan melonjak. 


JMA menyampaikan bahwa suhu udara diperkirakan akan melonjak hingga 41 derajat Celsius di Kumagaya di utara Tokyo, 39 derajat Celsius di Nagoya di Jepang tengah, dan 37 derajat Celsius di pusat kota Tokyo

JMA juga mengatakan bahwa fenomena sistem tekanan tinggi atau antisiklon di Jepang mulai menyebabkan kenaikan suhu udara pada Selasa.

Sementara itu, di saat sistem cuaca menjadi tidak stabil, wilayah Tohoku dan Hokkaido di Jepang utara terus diguyur hujan lebat.

Hal ini disebabkan oleh udara panas dan lembap yang berembus ke sistem tekanan rendah atau siklon dan perenggan (front) di sejumlah wilayah di Jepang utara, kata lembaga penyiaran publik NHK.

Akibat tingginya suhu udara pada siang hari dan udara yang lembap, kondisi atmosfer kemungkinan akan menjadi sangat tidak stabil di wilayah Kanto-Koshin di Jepang timur pada Selasa, lapor NHK.

Lembaga penyiaran itu menambahkan bahwa beberapa area berpotensi dilanda badai petir, dan curah hujan kemungkinan akan mencapai lebih dari 50 milimeter per jam.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2022