London (ANTARA) - Dolar AS sedikit melemah pada Rabu, tetapi mempertahankan sebagian besar kenaikan hari sebelumnya, setelah melompat didorong petunjuk pejabat Federal Reserve tentang kenaikan suku bunga agresif dan menarik dukungan di tengah meningkatnya ketegangan Amerika Serikat-China atas Taiwan.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, telah melemah dari tertinggi dua dekade pada pertengahan Juli karena investor mengekang ekspektasi kenaikan suku bunga Fed.

Tetapi trio pejabat Fed memberi isyarat pada Selasa (2/8) bahwa bank sentral tetap "sepenuhnya bersatu" pada kenaikan suku bunga ke tingkat yang akan mengurangi inflasi AS tertinggi sejak 1980-an, mengangkat indeks dolar 0,8 persen hari itu.

Indeks sedikit mundur pada Rabu, turun seperempat persen di 106,160.

Gesekan setelah kunjungan tingkat tertinggi AS ke Taiwan dalam 25 tahun kemungkinan akan membantu mendukung mata uang safe haven dolar AS untuk saat ini, kata analis mata uang.

China dengan marah mengutuk kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi dan memulai latihan militer enam hari di sekitar Taiwan, ketika Pelosi memuji pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai "salah satu masyarakat paling bebas di dunia".

Kecuali eskalasi lebih lanjut, taruhan kenaikan suku bunga AS kemungkinan akan tetap menjadi pendorong utama pergerakan dolar, kata para analis.

"Jelas bahwa pejabat Fed mengira pelaku pasar telah melangkah terlalu jauh dalam mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga," kata analis mata uang di MUFG dalam sebuah catatan. "Komentar Fed yang hawkish memiliki dampak langsung."

Data pekerjaan bulanan AS yang akan dirilis pada Jumat (5/8) akan membantu mengatur nada untuk greenback, kata para analis.

Yen Jepang - yang telah kehilangan lebih dari satu persen terhadap dolar pada Selasa (2/8) - secara luas datar hari ini di 133,130 yen per dolar.

Euro naik 0,2 persen menjadi 1,01855 dolar, meskipun data baru menunjukkan aktivitas bisnis di zona euro sedikit berkontraksi pada Juli karena konsumen mengekang pengeluaran dalam menghadapi kenaikan harga-harga yang melonjak.

Sterling juga menguat terhadap dolar, naik 0,3 persen pada 1,21940 dolar, menelusuri kembali beberapa kerugiannya setelah penurunan hampir 1,0 persen pada hari sebelumnya.

Baca juga: Dolar jatuh di tengah data ekonomi, investor kaji prospek bunga Fed

Baca juga: BI perkirakan The Fed tak akan lagi agresif tingkatkan suku bunga


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2022