Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sebagai Wakil Presiden dirinya siap untuk mendapatkan kritik dari masyarakat dalam menjalankan pemerintahan. "Sebagai Wakil Presiden, saya siap untuk dikritik," kata Wapres Jusuf Kalla saat membuka seminar "Desain Baru Sistem Politik Indonesia" di CSIS Jakarta, Rabu. Menurut Wapres, pemerintah tentu harus siap dikritik dan siap untuk menerima hasil akhir apakah berhasil baik atau justru tidak. Hal itu, katanya, merupakan konsekuensi dari sistem politik demokrasi dan keterbukaan. Dalam kesempatan itu Wapres selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar memberikan orasi politik soal desain politik baru Indonesia. Menurut Jusuf Kalla, upaya untuk membangun demokrasi harus juga memperkuat institusi-institusi yang ada. "Kalau ingin memperkuat fungsi kontrol, maka harus diperkuat institusi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Makanya saya selalu bilang, perekrutan calon anggota DPR harus terbuka, sehingga intelektual atau birokrasi bisa masuk," kata Jusuf Kalla. Jusuf Kalla menjelaskan dibukanya kemungkinan para intelektual masuk sebagai anggota DPR, maka hal itu akan memperkuat institusi DPR dalam melaksanakan fungsi legislasi maupun yang lainnya. Namun Jusuf Kalla mengingatkan para intelektual atau akademisi harus cuti terlebih dahulu. "Sangat berbahaya kalau institusinya tidak kuat, maka hanya mengejar haknya bukan kewajibannya," kata Jusuf Kalla. Jusuf Kalla memberikan ilustrasi apa yang terjadi di tubuh Partai Golkar. Dari sekian ratus anggota DPR Fraksi Golkar, katanya, ternyata hanya beberapa orang yang memang memiliki kemampuan untuk membuat legislasi (rancangan UU). Padahal salah satu tugas pokok DPR adalah membuat legislasi nasional. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006