Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) mendukung kebijakan pemerintah mengenai lapangan minyak dan gas (migas) di Blok Cepu yang pengelolaannya dipimpin Exxonmobil, dan tidak akan menutup tambang emas dan tembaga yang dikelola PT Freeport Indonesia (FI) di Papua. "Pada prinsipnya sikap ICMI mendukung seluruh pemikiran dan aktivitas yang sebesar-besarnya untuk kesejahteraan dan kemashlahatan masyarakat Indonesia, baik yang di lokal dan masyarakat keseluruhan," kata anggota Presidium ICMI, Hatta Rajasa, usai pertemuan pengurus ICMI dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa. Hatta, yang juga Menteri Perhubungan, mengemukakan bahwa ICMI menilai di kedua proyek itu pemerintah telah melakukan kebijakan dalam rangka menyejahterakan rakyat Indonesia dengan mengelola sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Mengenai tambang FI, menurut Hatta, dalam pertemuan itu Presiden mengatakan memiliki semua data yang dihasilkan oleh tambang emas itu. "Kalau ada yang mengatakan data produk emas, tembaga dan perak tercampur itu tidak benar, semua datanya ada," katanya. Presiden, lanjut Hatta, mengatakan bahwa selama tahun 2005 pemerintah mendapat sekitar Rp7 triliun dari FI. "Dan, itu bermanfaat besar untuk rakyat Indonesia, namun demikian presiden mengingatkan ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, seperti masalah `community development` dan pembagian untuk daerah," katanya. Namun, ia menyatakan, meski ada masalah tersebut, tambang FI tidak mungkin ditutup karena akan merugikan negara. "Soal `community development` akan diaudit, tetapi Freeport tidak harus ditutup," tambahnya. Pengurus ICMI yang hadir dalam pertemuan dengan Presiden RI adalah Ketua Dewan Kehormatan, BJ Habibie, Ketua Dewan Pakar, Ginanjar Kartasasmita, dan Ketua Presidium, Marwah Daud Ibrahim. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006