Jakarta (ANTARA) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memastikan kondisi 12 pekerja migran Indonesia (PMI) korban penyekapan di Kamboja yang dipulangkan berada dalam kondisi fisik baik dan akan difasilitasi kepulangannya ke daerah asal.

"Alhamdulillah kondisi fisik mereka baik, 12 PMI yang dipulangkan ini adalah tahap awal dari 62 PMI yang disekap. Kita terus bekerja sama dengan pihak otoritas Kamboja untuk langkah keamanan dan jadwal pemulangan," kata Direktur Pelindungan dan Pemberdayaan Kawasan Asia dan Afrika BP2MI, Brigjen (Pol) Suyanto dalam keterangan resmi BP2MI yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Sebanyak 12 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang sempat disekap di Kamboja oleh perusahaan investasi palsu itu tiba di Tanah Air pada Jumat malam (5/8) dan diantar ke Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) milik Kementerian Sosial (Kemensos).

Mereka akan bertemu pihak Kepolisian RI untuk pembuatan berita acara pemeriksaan (BAP) serta pendataan oleh Kemensos.

Setelan itu para PMI akan diberikan pilihan untuk mengikuti program di RPTC dan kemudian difasilitasi pemulangan ke daerah asal masing-masing oleh BP2MI.

Ia memastikan pemerintah Indonesia akan mengevakuasi semua PMI yang disekap di Kamboja. Sebelum dipulangkan, para pekerja migran itu ditampung sementara di KBRI Phnom Penh.

Pemerintah juga akan terus memerangi aktivitas pengiriman pekerja tidak sesuai prosedur, dengan korban yang disekap di Kamboja kebanyakan direkrut secara daring atau online.

"BP2MI akan terus untuk memerangi sindikat pengiriman PMI ilegal. Modus penempatan mereka semua menggunakan visa kunjungan, dari agensi secara online. Mereka PMI tidak tahu akan ditempatkan di Kamboja," demikian Suyanto.

Baca juga: Kepala BP2MI: PMI di Kamboja diduga korban penipuan

Baca juga: Migrant Care harapkan kasus penyekapan PMI di Kamboja diusut tuntas

Baca juga: Kemlu imbau masyarakat waspadai tawaran kerja ke luar negeri

Baca juga: Pengamat: Isu calo harus ditangani atasi penempatan PMI non-prosedural



 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2022