Surabaya (ANTARA News) - Sekitar 500 warga sejumlah Desa di Kecamatan Mojokerep dan Pelemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang sejak dua hari silam mengungsi akibat banjir bandang, kini telah kembali ke rumah masing-masing. Keterangan yang dihimpun ANTARA dari Pemerintah Kabupaten Kediri, Kamis, menyebutkan mayoritas warga yang sebelumnya mengungsi kini telah kembali ke rumah setelah air yang menggenangi rumah warga surut. Sebagian besar masyarakat membersihkan lumpur dan sampah yang terbawa air ketika banjir bandang menerjang kawasan tersebut Senin (20/3) setinggi satu hingga dua meter akibat sungai sekitar tidak mampu menampung air hujan selain kondisi hutan yang rusak akibat penebangan liar. Banjir menggenangi Desa Plemahan, Mojoayu, Mojokerep dan Nginung , meskipun demikian warga desa masih was-was dan khawatir kemungkinan terjadi banjir susulan mengingat selama dua hari terakhir hujan masih mengguyur. Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Kediri Sigit Rahardjo belum bisa memprediksi kerugian akibat musibah itu dan mengatakan untuk mengendalikan banjir tersebut Pemkab Kediri telah melakukan pembuatan saluran air dan gorong-gorong guna mengalirkan genangan air ke sungai. "Keberadaan saluran air itu sangat bermanfaat untuk mengalirkan genangan air ke sungai, kami masih terus memperbaiki dan membuat saluran baru,"tegasnya. Dari Kantor Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri diperoleh informasi untuk meringankan beban warga korban banjir maka didirikan tenda-tenda untuk memasak mengingat banyak warga yang tidak lagi memiliki cadangan beras. Pada saat banjir padi yang baru saja dipanen oleh para petani juga hanyut tereret banjir bandang, bencana tersebut juga merusak ratusan hektare lahan persawahan. Banjir Gresik Sementara itu dari Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik dilaporkan banjir yang melanda belasan desa di Benjeng dan Kecamatan Balongpanggang, sejak empat hari silam kini hanya tinggal dua desa yang masih tergenang air yakni Desa Dermo dan Geluran Ploso. Pemerintah Kabupaten Gresik juga telah memberikan bantuan Sembako, banjir akibat meluapnya sungai Lamong itu merupakan banjir rutin tahunan.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006