Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) membina petani nanas di Desa Sarireja Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang Jawa Barat untuk hilirisasi produk pertanian guna meningkatkan nilai tambah hasil panen melalui program CSR Kampung Nanasku.

“Kampung Nanasku ini diinisiasi oleh Pupuk Kujang Cikampek yang juga sebagai anak perusahaan Pupuk Indonesia. Program CSR ini bergerak di bidang budidaya dan pengolahan nanas," kata SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Program yang dimulai sejak 2018 ini disebutkan telah memberikan dampak positif bagi para petani nanas di Desa Sarireja dengan 348 petani menerima manfaat selama empat tahun program berjalan.

Wijaya mengungkapkan kualitas produk nanas para petani binaan juga mengalami peningkatan dari yang sebelumnya masih di bawah standar. Melalui program Kampung Nanasku ini, kata Wijaya, produk yang dihasilkan oleh petani di Desa Sarireja masuk kualifikasi pasar modern atau supermarket, dab bahkan diminati pasar luar negeri.

Para petani Kampung Nanasku di Kabupaten Subang ini juga membuat berbagai produk turunan nanas seperti keripik, sirup, wajit hingga pupuk organik dari nanas tak layak konsumsi. Saat ini, petani binaan juga sedang mendapatkan pendampingan untuk membuat kain dari daun nanas.

“Hal ini merupakan hasil dari Pupuk Indonesia melalui anak perusahaan kami yaitu Pupuk Kujang yang memberikan pendampingan kepada para petani binaan Kampung Nanasku ini,” kata dia.

Program pemberdayaan masyarakat Kampung Nanasku telah meningkatkan pendapatan kelompok yaitu hasil panen yang mencapai Rp72 juta per hektare, serta omzet produk olahan mencapai Rp30 juta dalam satu kali panen.

Dalam pendampingan Pupuk Kujang, petani nanas di Subang juga berhasil menembus pasar supermarket, pabrik olahan nanas, pasar daring, dan ikut berbagai pameran yang diselenggarakan pemerintah.

Program Kampung Nanasku dilakukan dengan mengubah lahan kritis menjadi lahan budidaya nanas yang produktif. Selain itu, limbah dari buah nanas dimanfaatkan dan diolah menjadi produk bernilai tambah.

Pendampingan Pupuk Kujang membuat petani nanas di Desa Sarireja bisa mengolah 100 kg limbah buah setiap panen menjadi pupuk yang dimanfaatkan kembali pada proses budidaya nanas.

Selain limbah nanas dijadikan pupuk organik, limbah daun nanas juga bisa dimanfaatkan menjadi kain. Inovasi ini dapat mengubah 2 ton limbah daun per panen menjadi kain dan berbagai produk kerajinan. Pemanfaatan limbah kulit nanas yang diolah hingga 2 ton dalam satu kali panen juga diubah menjadi pakan konsentrat untuk peternakan udang.

Universitas Gadjah Mada melakukan kajian melalui metode Social Return of Investment (SRoI) terkait program Kampung Nanasku. Hasil kajian mengungkapkan Kampung Nanasku mendapat nilai 6,094. Kajian ini juga mengukur Indeks Kepuasan Manusia para pihak yang terlibat dalam program tersebut dengan nilai indeks 3,25 yang tergolong baik.

Program CSR yang dijalankan Pupuk Kujang Cikampek mencatatkan nilai investasi mencapai Rp229 juta dan telah menghasilkan nilai perubahan sebesar Rp1,82 miliar dari pembinaan yang telah dilakukan.

Baca juga: KPK-Pupuk Indonesia adakan bimtek antikorupsi
Baca juga: PKT olah 35 ribu ton limbah batu bara dukung komitmen ESG
Baca juga: Pusri kembangkan ekowisata Pulau Kemaro berbasis masyarakat

 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2022