Jakarta (ANTARA News) - Rusia dan dunia Islam bisa menjadi kekuatan dahsyat yang dapat menyeimbangi kekuatan dunia yang saat ini masih didominasi oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin seusai dialog "Rusia dan Dunia Islam: Visi Strategis Untuk Masa Depan" di Jakarta, Kamis, mengatakan saat ini memang masih diperlukan kerja sama yang lebih erat antara dunia Islam dengan Rusia. "Jika, kerja sama itu terwujud maka akan menjadi kekuatan dahsyat di dunia dan bisa mengakhiri dominasi tunggal AS di dunia," kata Din. Diakuinya, saat ini terlalu dini untuk mengatakan telah terjalin aliansi kekuatan antara Rusia dengan Dunia Islam. Namun, langkah ke arah itu sudah terlihat dengan pertama, diterimanya Rusia sebagai peninjau tetap pertemuan OKI (Organisasi Konferensi Islam) di Malaysia pada 2003, sebagai langkah awal untuk menjadi anggota OKI. Pertemuan itu sendiri dihadiri oleh Presiden Vladimir Putin. Sementara itu, pengamat masalah Rusia, Fadli Zon mengatakan langkah itu merupakan batu loncatan bagi hubungan Rusia untuk makin dekat dengan dunia Islam. Din mengatakan Dunia Islam memiliki "kekuatan" yang memadai untuk menjadi mitra Rusia, yakni sumber daya manusia, sumber daya alam, kejayaan masa lalu (sejarah Islam) dan, yang cukup penting, kekuatan etika yang menjadikan Muslim sebagai orang yang dapat dipercaya. Menteri Negara Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar yang tampil sebagai pembicara mengatakan kemampuan sekitar 20 juta muslimin yang bertahan, sejak era komunisme hingga bubarnya Uni Soviet, lalu membentuk blok baru disana, merupakan realitas yang cukup menarik. Kini terdapat 2000 organisasi massa berbasiskan Islam di Rusia. Din mengatakan pemerintah memberi apreasiasi terhadap organisasi tersebut dengan sering mengadakan dialog hingga setingkat menteri. Karena itu pula, agaknya sejumlah mantan menteri, dubes dan aktivis masyarakat mengadakan dialog dengan pimpinan muslim dari belasan negara berpenduduk mayoritas Muslim pada 27-28 Maret 2006 di Moskow, Rusia. Pertemuan itu diharapkan lebih mencairkan lagi hubungan masyarakat Rusia dengan dunia Islam, Menurut Din, pertemuan itu juga diharapkan memiliki resonansi yang kuat ke kalangan pemerintah Rusia karena di antara para pengundang terdapat mantan pejabat Rusia. Din akan menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia pada pertemuan yang berjudul sama di Indonesia, yakni "Rusia dan Dunia Islam: Visi Strategis Untuk Masa Depan. Pertemuan di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis ini, dijadikan "pemanasan" sebelum pertemuan utama di Rusia. Tampil sebagai pembicara di pertemuan di Indonesia Rahmat Witoelar yang pernah menjadi Dubes di Rusia (1993-1998), Fadli Zon dan keynote speaker, Dubes Rusia di Jakarta Mikhail Bely dan Din Syamsuddin.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006