Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan dalam menghadapi krisis pangan dan energi yang terjadi di dunia saat ini, bangsa Indonesia harus dapat menemukan peluang baru melalui kegiatan riset dan inovasi.

"Kita tidak hanya harus siap menghadapi krisis, tapi harus juga bisa menemukan dan memanfaatkan peluang dari krisis yang terjadi. Semua itu, bisa dilakukan kalau kita bisa memberikan nilai tambah melalui riset dan inovasi," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam peringatan Hari Kebangkitan dan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-27 di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno di Cibinong, Jawa Barat, Rabu.

Dalam menemukan peluang tersebut, ia menuturkan Indonesia memiliki cukup modal dasar dengan memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan riset dan inovasi di bidang pangan dan energi.

"Kalau kita tidak sekadar menjual barang mentah, kita bisa berikan nilai tambah, dan nilai tambah itu ada kalau ada risetnya," tuturnya.

Baca juga: BRIN: Teknologi penyimpanan udara terkendali jaga mutu komoditas

Menurut dia, saat ini bukan lagi era komputer, tapi telah masuk dalam era bioteknologi, bioteknologi, biomassa, biomaterial hingga bioproduk, yang dapat mengubah limbah menjadi material lain yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Handoko menuturkan Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno di Cibinong, Jawa Barat difokuskan sebagai pusat riset hayati untuk menghasilkan inovasi yang dapat memberikan nilai tambah pada berbagai bahan alam lokal Indonesia.

"Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno di Cibinong telah bertransformasi menjadi pusat riset hayati baik pangan, kesehatan maupun lingkungan yang terintegrasi," ujarnya.

Ia menuturkan pangan dan energi juga merupakan dua fokus riset dan inovasi yang diarahkan Presiden Joko Widodo sejak pembentukan BRIN pada April 2021 sehingga BRIN berkomitmen untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan energi di Indonesia.

"Ditambah kita juga mengalami pandemi dan dampak dari krisis Rusia-Ukraina yang membuat supply chain (rantai pasok) pangan dan energi terkendala. Meski negara kita masih lebih baik dari negara lain, namun kita tidak bisa santai," tuturnya.

Baca juga: BRIN dorong pengembangan dan pemanfaatan sorgum kurangi impor gandum
Baca juga: BRIN dukung terapi proton yang lebih terjangkau bagi penderita kanker

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2022