Banjarmasin (ANTARA) - Muhammad Anwari Firdaus (26) pemilik bisnis motor listrik BJM (Banjarmasin), Kalimantan Selatan, bisa menjadi inspirasi anak muda yang makin hari makin sukses berkat konsistensinya menggarap pasar produk asli Indonesia.

Lelaki berlatar belakang pendidikan agribisnis ini sudah memulai usaha itu sejak 2020 lalu. Adanya peningkatan tren kendaraan listrik di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di Kalimantan yang dinilainya semakin potensial untuk pasar mobil listrik.

Dari tahun pertama buka usaha memang ia merasakan belum ada tren motor listrik yang dirasakan namun dengan mulai merebaknya tren tersebut pada sekitar awal 2022 daya beli masyarakat untuk motor listrik di tokonya meningkat 50-70 persen.

Uniknya, intensitas pembeli juga berada di luar wilayah, dari Palangkaraya, Pangkalanbun, Muara Teweh, Bontok hingga beberapa daerah di Kalimantan Barat.

Jika dihitung dari awal buka, jumlah unit yang terjual kata dia, mencapai angka ratusan hingga menuju angka seribu unit.

Harga jual per unit motor listrik dibandrol mulai Rp9 juta - Rp20 juta an. Tergantung kualitas motor, makin mahal makin OK, begitulah singkatnya.

Motor Listrik BJM itu bernaung di CV Karya Lestari Banua, alamat dealer di Jalan S. Parman nomor 97E atau tepat berada di seberang Kodim 1007 Banjarmasin.

Motor Listrik BJM itu, terdaftar sebagai dealership resmi untuk tiga brand, yaitu ECGO Bike, BF Goodrich, dan SMOOT.

Ada tujuh type motor yang dijual, misalnya matic, sport dan ada juga motor macho ala jepstyle di dealer milik Anwari yang sudah menyerap tiga pekerja itu.

Saat ini, merk yang paling laku ECGO 5, BF V7 karena bentuknya mirip vespa saat ini banyak yang suka dan SMOOT tempur karena menggunakan baterai swap, tanpa perlu diisi baterai terlalu lama atau hanya perlu 9 detik untuk tukar baterai.

"Semua brand yang kita ambil ini asli produk Indonesia. ECGO bike pabrikan Bekasi, Cikarang. BF Goodrich pabrikan Semarang dan SMOOT pabrikan Jakarta," kata Anwari, kepada ANTARA.

Untuk Lingkungan
Selain ingin turut serta menyukseskan program pemerintah Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), Anwari juga ingin berkontribusi pada lingkungan sekitar.

Ia mengaku berbisnis bukan sekadar mencari untung, setelah itu kaya raya. Menurut Anwari di balik bisnis motor listrik ini ada dampak baik yang bisa diberikannya untuk lingkungan.

"Karena kita paham bahwa motor listrik tidak menimbulkan polusi, juga bagi customer sendiri yang mendapatkan manfaat karena efisiensi dan hemat penggunaan motor listrik," ujarnya.

Keuntungan pakai motor listrik dibandingkan yang lain, yaitu hemat biaya. Lebih jelasnya, Anwari mengajak masyarakat untuk membayangkan hitung-hitungan maksud 'hemat" itu.

Ia menggambarkan, mengisi daya sebesar 1.2 kwh jika setara dengan Rp1.800 saja. Dengan energi itu menggunakan motor listrik bisa menempuh jarak sampai dengan 80 km. Sedangkan menggunakan bahan bakar minyak (BBM), sudah jelas memerlukan biaya lebih besar dari itu.

"Coba kalau bensin, Rp1.800 jaraknya pasti lebih pendek," kata Anwari.

Dengan motor listrik, kata dia, juga tidak perlu perawatan berkala seperti ganti oli. 

Pencerahan lain penting diperhatikan untuk daya tahan baterai motor listrik yang Anwari jual memiliki kemampuan beda-beda tergantung jenis dan harga tentunya.

"Di sini kita ada yang menggunakan baterai SLA atau aki kering, harga lebih murah tapi perawatan cukup rumit dan umurnya tidak begitu panjang. Kalau baterai lithium ion , itu umurnya bisa sampai 5 tahun dan baterai Lithium lifepo4 umurnya sampai dengan 10 tahun," ujarnya.

Rata rata kecepatan 80km/jam dan jarak tempuh 80 km, begitu kata dia.

Penggunaan motor listrik ini diyakini nya di masa yang akan datang akan menjadi kebutuhan utama masyarakat dan isu lingkungan saat ini. Jadi, bisnis tersebut akan tetap ada.

Merintis usaha ini, kata pemuda itu, baginya bukan hal yang mudah, karena motor listrik masih tergolong baru di masyarakat setempat. Namun, seiring waktu ia bersama pemerintah, PLN dan lainnya memberikan edukasi kepada masyarakat, hingga akhirnya seperti sekarang ini.

"Pelan pelan masyarakat semakin melek dan berminat dengan motor listrik. Pelan pelan mulai bisa menerima perubahan," ujarnya.

Demi wujudkan motor listrik ramah lingkungan itu tidak terbatas hanya jualan di dealer, Anwari saat ini sudah berproses mengembangkan konversi motor BBM ke listrik bersama Politeknik Hasnur jurusan otomotif.

Agustus ini, katanya mau diresmikan dan dibuka untuk melayani masyarakat. "Jadi buat yang punya motor bensin, mau diubah ke motor listrik, bisa sekali. Bahkan dengan kecepatan dan jarak tempuh yang bisa disesuaikan dengan permintaan. Mau yang kencang bisa, mau yang jarak jauh juga bisa," ujarnya.

Tentu saja, jika motor listrik artinya untuk lingkungan sehat, maka harus sejalan dengan pengurangan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik itu sendiri. Ya, saat ini negara negara di dunia sedang memikirkan cara terbaik untuk merespons dampak dan isu perubahan iklim.

Stasiun listrik

Perluasan ekosistem kendaraan listrik saat ini juga sudah dipetakan oleh PT PLN (Persero), saat ini sudah dipasang Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Terbaru, PLN menambah satu SPKLU di Kalimantan Tengah dan Sulawesi Selatan.

Teranyar, Pemerintah Kota Banjarmasin bersama PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kalselteng memprogramkan penggunaan kendaraan listrik, melalui kegiatan tur, Minggu (17/7) dalam rangka menyongsong era baru transportasi bebas polusi dan mewujudkan kota berkelanjutan.

Saat ini demi mendukung transportasi listrik tersebut PT PLN menghadirkan 43 stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) di setiap kecamatan di Kota Banjarmasin.

Sudut pandang lain, misalnya oleh pengamat ekonomi dan energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai ketersediaan infrastruktur pengisian daya atau charging station dapat mempengaruhi minat konsumen dalam membeli kendaraan listrik.

"Kalau ketersediaan charging station terbatas akan menyulitkan bagi pemilik mobil listrik, sehingga konsumen mengurungkan niatnya membeli mobil listrik," kata Fahmy dalam keterangan yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Infrastruktur pengisian daya menjadi kunci utama untuk meningkatkan jumlah pengguna kendaraan listrik, karena sumber energi kendaraan tersebut berasal dari listrik yang disalurkan melalui stasiun pengisian daya.

Per Mei 2022 Kementerian ESDM mencatat jumlah fasilitas SPKLU telah mencapai 332 unit dan jumlah Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) ada sebanyak 369 unit tersebar di seluruh Indonesia. Ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri untuk merespons semakin banyaknya penggunaan kendaraan listrik di tanah air.
 

Pewarta: Muhammad Fauzi Fadilah
Editor: Hanni Sofia
COPYRIGHT © ANTARA 2022