Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, optimistis dapat menyumbang pendapatan daerah (PAD) dari kegiatan budi daya maggot di Maggot Center Kebon Talo hingga Rp360 juta per tahun.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Jumat, mengatakan, apabila pembuatan bak pengembangan budi daya maggot rampung maka potensi PAD bisa terlihat sekitar Rp30 juta per bulan dengan target panen maggot per bulan 5.000 kilogram.

"Kalau target kita itu sudah tercapai, Insya Allah kita bisa lihat potensi PAD setahun dari budi daya maggot mencapai Rp360 juta," katanya.

Dikatakan, untuk saat ini kegiatan budidaya maggot di Kebon Talo baru menghasilkan 1.200 kilogram per bulan sebab saat ini terdapat 20 bak atau wadah budi daya maggot. Satu bak berukuran 1x2 meter menghasilkan 30-40 kilogram maggot basah.

Baca juga: DLH Mataram dorong warga kembangkan maggot kurangi volume sampah

Maggot bisa dipanen 14 hari sekali, sebab jika lebih maggot akan menjadi indukan atau pupa. Sementara, untuk pakan ternak seperti itik, ikan dan lainnya adalah yang masih berupa maggot basah ukuran sedang bukan pupa.

"Untuk sementara saat ini kita jual maggot basah dengan harga Rp6.000-7.000 per kilogram. Jadi tinggal dikalikan saja satu bak kita panen sekitar 30-40 kilogram, dikalikan 20 bak," katanya.

Dengan melihat potensi ekonomi pada budi daya maggot, Kemal mengajak masyarakat untuk mengembangkan maggot bila perlu di setiap lingkungan.

Baca juga: Menko PMK akan meninjau pengelolaan bank sampah Makassar

"Selain bernilai ekonomis dan bisa menambah penghasilan warga, maggot juga dapat mengurangi sampah rumah tangga," katanya.

Kemal mengatakan, program budidaya maggot kini menjadi satu kebanggaannya sebab memberikan banyak manfaat. Terkait dengan itu, pihaknya mengajak warga untuk melihat peluang ini.

"Kami siap memberikan indukan (pupa) maggot secara gratis bagi warga uang mau mengembangbiakkan maggot. Harapannya, di 50 kelurahan minimal ada satu kelompok budidaya maggot," katanya.

Baca juga: DLH Mataram rancang pengembangan budidaya maggot di 50 kelurahan

Baca juga: Pemkot Mataram ajak warga kumpulkan sampah kresek jadi campuran aspal

 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2022