Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Kota Yogyakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran saat musim kemarau dan meminta masyarakat melakukan antisipasi sejak dari rumah tangga dan lingkungan untuk mencegah kebakaran.

"Dari Juni ke Juli 2022 terjadi kenaikan kasus kebakaran yang cukup signifikan dan hingga saat ini, jumlah kasus kebakaran sudah lebih dari 50 persen dibanding total kasus tahun lalu," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat di Yogyakarta, Jumat.

Berdasarkan data, tercatat lima kasus kebakaran di Kota Yogyakarta pada Juni dan memberikan bantuan penanganan satu kasus kebakaran di luar Kota Yogyakarta.

Namun pada Juli, terjadi kenaikan hingga 11 kejadian kebakaran di dalam Kota Yogyakarta dan memberikan bantuan penanganan untuk sembilan kasus kebakaran di luar kota.

"Pada Agustus, belum ada kejadian kebakaran di dalam kota tetapi kami sempat memberikan bantuan pada tiga kasus kebakaran dalam satu malam di luar kota dengan titik lokasi yang berbeda-beda," katanya.

Sepanjang 2021, tercatat 50 kasus kebakaran di dalam Kota Yogyakarta dan sepanjang tahun ini, total sudah ada 37 kasus kebakaran di kota tersebut. "Jumlah kasus hingga pertengahan tahun sudah cukup banyak," katanya.

Menurut dia sebagian besar kasus kebakaran di Kota Yogyakarta disebabkan instalasi listrik yang kurang benar atau jaringan instalasi listrik tidak menggunakan material yang standar dan berkualitas baik.

"Dimungkinkan karena ada pengaruh cuaca yang lebih panas saat kemarau, maka kabel listrik yang tidak standar tadi rentan panas dan akhirnya menimbulkan kebakaran," katanya.

Oleh karenanya, ia berharap masyarakat melakukan pengecekan kembali terhadap instalasi listrik di rumah masing-masing untuk memastikan keamanannya.

Saat rumah dalam kondisi kosong, ia pun mengimbau masyarakat untuk lebih baik mencabut seluruh stop kontak dan memastikan tidak ada kompor yang sedang menyala.

"Selain itu, penyebab lain kebakaran adalah faktor kelalaian manusia. Misalnya yang terjadi belum lama ini yaitu terbakarnya pohon karena masyarakat ingin membakar sarang tawon di pohon tersebut," katanya.

Oleh karenanya, ia meminta masyarakat untuk lebih baik melaporkan ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan apabila ingin melakukan evakuasi sarang tawon. "Layanan gratis dan lebih aman," katanya yang menyebut sudah melakukan 163 kali evakuasi sarang tawon sepanjang 2022.

Selain melakukan penanganan kebakaran, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta memberikan bantuan kepada masyarakat yang menjadi korban kebakaran dengan nilai yang berbeda-beda tergantung kerusakan rumah atau hunian, demikian Octo Noor Arafat .

Baca juga: Masuk puncak kemarau, suhu terendah di Yogyakarta 17 derajat Celsius

Baca juga: BPBD Yogyakarta waspadai kebakaran lahan saat musim kemarau

Baca juga: 40 bangunan di Yogyakarta jadi target inspeksi proteksi kebakaran 2022

Baca juga: Anomali cuaca di Yogyakarta berdampak pada pertanian dan kesehatan

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2022