Yogyakarta (ANTARA News) - Indoenesia menduduki peringkat ketiga dalam prevalensi penyakit TBC yang masuk kategori penyakit infeksi, dan sejak tahun 1993 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penyakit TBC merupakan kegawatdaruratan bagi kemanusiaan. "Meskipun untuk menanggulangi penyakit itu ada program kesehatan yang efektif, biaya untuk mengendalikan TBC dan beban penyakit tersebut masih relatif tinggi," kata Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Pakualam IX, di Yogyakarta, Jumat. Pada peringatan Hari TBC Sedunia, ia mengatakan pada tahun 2003 di Indonesia terdapat 8,8 juta kasus baru TBC dengan jumlah total 14,4 juta kasus, baik baru maupun lama, di samping tercatat sekitar 1,7 juta orang meninggal karena penyakit itu. "Sementara tahun 2005 di DIY ditemukan 1.240 kasus baru dari perkiraan 2.196 kasus baru. Dengan demikian baru 56,47 persen dari kasus baru penyakit TBC yang ditemukan, karena itu upaya penemuannya perlu ditingkatkan," ujarnya. Ia mengharapkan jalinan komunikasi informasi dan kerjasama yang berkesinambungan antarsarana pelayanan kesehatan baik di provinsi maupun di kabupaten dan kota perlu memperoleh dukungan dari sektor terkait. "Selain itu, peran tim penggerak PKK di semua jajaran dan peran seluruh lapisan masyarakat diperlukan agar penanggulangan penyakit TBC di DIY dapat terlaksana dengan baik," katanya. (*) Sementara tu, Kepala Dinas Kesehatan DIY, dr Bondan Agus Suryanto MKes mengatakan, tujuan diselenggarakannny

COPYRIGHT © ANTARA 2006