Jakarta (ANTARA) - Output industri bernilai tambah China, suatu indikator ekonomi yang penting, naik 3,5 persen secara tahunan (yoy) selama tujuh bulan pertama tahun ini, tunjuk data dari Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China pada Senin (15/8).

Pada Juli saja, output industri naik 3,8 persen (yoy) dan meningkat 0,38 persen dibanding Juni, menurut NBS.

Dalam sebuah laporan berdasarkan kepemilikan, output bernilai tambah dari badan usaha milik negara memimpin angka tertinggi dengan pertumbuhan 5,4 persen (yoy) pada Juli, disusul oleh perusahaan share-holding.

Di antara ketiga sektor utama, produksi dan pasokan utilitas menunjukkan pertumbuhan paling pesat sebesar 9,5 persen (yoy) selama periode tersebut, melampaui pertumbuhan sektor pertambangan dan manufaktur.

Sektor manufaktur teknologi tinggi membukukan pertumbuhan sebesar 5,9 persen (yoy), atau 2,1 poin persentase lebih tinggi daripada keseluruhan pertumbuhan output industri, urai NBS.

Dalam hal produk, produksi mobil energi baru dan sel surya masing-masing meroket 112,7 persen dan 33,9 persen (yoy).

China akan meningkatkan investasi infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan investasi di industri manufaktur yang relevan serta sepenuhnya menerapkan kebijakan pengurangan pajak dan biaya guna menekan biaya perusahaan di fase berikutnya, kata juru bicara NBS Fu Linghui.

Output industri mengukur aktivitas perusahaan-perusahaan besar yang ditunjuk dengan turnover bisnis tahunan setidaknya 20 juta yuan (1 yuan = Rp2.180). 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2022