Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menekankan hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam harus terus dilakukan untuk untuk mewujudkan Indonesia inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan.

"Untuk mewujudkan Indonesia inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan, hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam harus terus dilakukan," kata Presiden Jokowi saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan hilirisasi nikel yang sudah dilakukan, telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat. Pada tahun 2014 ekspor besi baja hanya sekitar Rp16 triliun, tapi di tahun 2021 meningkat menjadi Rp306 triliun karena sudah diekspor dalam bentuk barang setengah jadi.

Presiden berharap di akhir tahun 2022 nilai ekspor besi baja bisa mencapai Rp440 triliun. Di sisi lain selain penerimaan pajak, devisa negara juga mengalami kenaikan, sehingga kurs rupiah lebih stabil.

Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia jadi bangsa tangguh hadapi pandemi

Presiden menyebutkan Indonesia saat ini telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai litium global di mana produsen mobil listrik dari Asia, Eropa, dan Amerika ikut berinvestasi di Indonesia.

Menurutnya, setelah nikel Pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit, hilirisasi tembaga, dan hilirisasi timah.

"Kita harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia," ujarnya.

Baca juga: Presiden Jokowi: APBN Indonesia surplus Rp106 triliun

Baca juga: Presiden sebut kepercayaan internasional salah satu kekuatan Indonesia

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Joko Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2022