New York (ANTARA News) - Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali akan dijadikan sebagai contoh bagi bandara lainnya di Indonesia dalam segi penerapan keamanan dan aspek-aspek lainnya. Menurut Dirjen Perhubungan Udara Dephub RI, Ikhsan Tatang di Washington DC, Jumat, dijadikannya Bandara Ngurai Rai sebagai contoh, merupakan bagian dari upaya perbaikan sistem keamanan semua bandara di Indonesia. "Perbaikan sistem keamanan harus dilakuan di semua bandara, karena jika ada satu bandara yang lemah (sitem keamananan) maka akan jadi batu loncatan untuk bandara lainnya," katanya ketika dihubungi ANTARA News dari New York. Pemerintah, katanya, saat ini terus melakukan perbaikan sistem di Bandara Ngurah Rai yang memiliki jalur penerbangan internasional. "Kami melakukan perbaikan di segala aspeknya, seperti infrastruktur, keamanan, sosialisasi, dan juga peningkatan kualitas Sumber Dana Manusianya," kata Tatang yang berada di Washington DC untuk bertemu para pejabat Transportation Security Administration (TSA). Untuk perbaikan tersebut, bukan hanya melibatkan petugas di Bandara tapi juga pengguna jasa dan masyarakat di sekitarnya. "Seperti di Bali, perbaikan Bandara Ngurah Rai dari segala aspeknya, juga disosialisasikan kepada kelompok-kelompok masyarakat atau banjar-banjar, LSM, dan juga media-media massa," katanya. Tatang mengatakan bahwa ia menyesali penilaian dari Amerika Serikat melalui TSA yang membuat pengumuman internal bahwa Bandara Ngurah Rai Bali belum memenuhi standar internasional. Bandara Ngurah Rai menjadi salah satu objek evaluasi TSA karena dari bandara tersebut ada jalur penerbangan langsung ke wilayah AS, yakni Guam, dengan pesawat Continental Airlines. Menurut perspektif TSA, Ngurah Rai punya kekurangan-kekurangan dalam aspek keamanan. "Menurut saya, kalau mereka melihat Bali tidak aman, ya tutup saja penerbangannya, tapi yang mereka lakukan adalah tetap mempertahankan Continental Airlines seraya memberi notice bahwa Bandara di Bali tidak aman," katanya. Notice atau pemberitahuan tersebut disampaikan melalui pengumuman tertulis di sejumlah bandara di AS, dan berupa stiker yang dibagikan saat check-in. Hal tersebut merusak image Bali karena yang melihat pengumuman tersebut bukan hanya warga AS, tapi juga warga negara lainnya yang sedang transit di Amerika.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006