Jakarta (ANTARA) - Direktur Bina Pengujian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kementerian Tenaga Kerja Muhammad Idham mengatakan perlu pendekatan preventif untuk meningkatkan perilaku selamat di kalangan pekerja muda.

Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan bulan Januari-Maret 2022, kelompok usia 20-25 tahun penyumbang terbanyak kasus kecelakaan kerja dari 61.805 kasus tercatat.

"Untuk itu, perlu upaya pendekatan dan promotif, preventif terkait K3 yang lebih intens dan inovatif khususnya kepada kaum muda, agar bisa semakin peduli dan dapat melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja," kata dia dalam sebuah acara daring, Rabu.

Baca juga: Kemenaker ingatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di mulai dari rumah

Idham mengingatkan, kecelakaan dapat terjadi tanpa mengenal tempat, waktu dan tidak diduga. Kecelakaan bukan hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material bagi pekerja, tetapi juga proses produksi secara menyeluruh.

Kecelakaan bahkan dapat merusak lingkungan yang akhirnya berdampak pada masyarakat luas. Oleh karena itu, menurut dia, perlu ada upaya yang nyata untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja secara maksimal.

"Secara teori, kecelakaan dapat dihindari dengan melaksanakan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja, melalui usaha-usaha pendekatan keselamatan baik yang modern maupun kesisteman, secara sederhana hanya dengan memasang rambu-rambu tanda keselamatan maupun perilaku selamat," jelas Idham.

K3 merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan, kebakaran, ledakan, pencemaran lingkungan maupun penyakit akibat kerja.

Idham menambahkan, seiring waktu K3 terus berkembang dan mempengaruhi penggunaan bahan, peralatan, instalasi, cara kerja, proses kerja, sifat kerja dan lingkungan kerja, sehingga akan mempengaruhi jenis potensi bahaya.

Baca juga: Vaksinasi "booster" bagian dari keselamatan dan kesehatan kerja

"Untuk itu, dalam pelaksanaan K3, harus terus berkembang sesuai perkembangan tersebut agar perlindungan K3 tetap berjalan dengan efektif dan efisien tanpa meninggalkan prinsip-prinsip fundamental yang berlaku secara universal," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Direktur Keberlanjutan Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Kimron Manik berpendapat faktor manusia sangat menentukan suksesnya K3.

Dalam dunia konstruksi, pekerja yang tidak fokus terhadap pekerjaannya berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan. Apalagi saat ini, ada kecenderungan bekerja secara cepat yang meningkatkan potensi terjadinya kelalaian.

"Ada SOP yang ketat yang harus dia lalui. Kami berusaha kalau di konstruksi sekarang harus sudah disimulasi semua langkah-langkah ke depan sehingga setiap tahapan sudah terpikirkan risikonya," demikian ujar Kimron.

Baca juga: Pastikan keselamatan kerja, Dewan Negara China tingkatkan pengawasan

Baca juga: Menaker anugerahi 15 gubernur sebagai Pembina K3 terbaik

Baca juga: Kemnaker: Penerapan K3 bagian integral upaya peningkatan produktivitas

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022