Padang (ANTARA) - PT Semen Padang (Persero) menanam ribuan bibit pohon kaliandra di beberapa daerah di Sumatera Barat sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman Bersama dengan Pemprov Sumbar tentang Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan.

Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum Perusahaan PT Semen Padang, Iskandar Z Lubis di Padang, Jumat, mengatakan kaliandra dipilih sebagai tanaman untuk memberdayakan masyarakat sekitar hutan karena memiliki nilai ekonomis.

"Kaliandra banyak manfaatnya bagi masyarakat sekitar hutan. Bunga kaliandra bisa konsumsi lebah dan bisa dijadikan pakan ternak. Kemudian, dengan menanam kaliandra, unsur hara tanah meningkat dan tanah pun menjadi subur," kata dia.

Selain itu ribuan pohon kaliandra itu ditanam juga untuk meningkatkan cadangan karbon di Sumbar.

Baca juga: BKSDA Sumbar lepasliarkan trenggiling saat Hari Lingkungan Hidup

"Jadi, kaliandra ini dapat dijadikan sebagai alternatif energi terbarukan, sekaligus juga dapat mengatasi efek rumah kaca. Dalam waktu dekat ini, kami akan segera menanam ribuan bibit kaliandra di beberapa kawasan Hutan Kemasyarakatan di Sumbar," ujar Iskandar.

Sementara Kepala Unit CSR PT Semen Padang Rinold Thamrin menambahkan saat ini sudah ada 100 lebih bibit kaliandra ditanam di areal reklamasi tambang batu kapur PT Semen Padang.

Ke depan, jumlahnya akan terus bertambah seiring program penghijauan yang dilakukan perusahaan di areal reklamasi tambang.

"Untuk areal tambang akan terus berjalan proses penanamannya. Kemudian di luar itu, ada beberapa kawasan hutan kemasyarakatan yang direkomendasikan oleh Dinas Kehutanan Sumbar untuk ditanami kaliandra. Kami pun juga sudah berkomunikasi dengan kelompok tani atau masyarakat setempat," kata Rinold.

Rinold menyampaikan beberapa daerah atau kawasan hutan kemasyarakatan yang akan ditanami kaliandra. Di antaranya, lahan kritis di Desa Kolok Nan Tuo, Sawahlunto.

Baca juga: DLH Sumbar : Pembagian daging kurban gunakan wadah ramah lingkungan

"Di sana, terdapat sekitar 20 hektare lahan yang berpotensi ditanami kaliandra. Kemudian, di Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan," kata dia.

Kemudian di Sungai Pinang, ada lahan sekitar 6 hektare lahan yang berpotensi ditanami kaliandra. Kami pun sudah berkoordinasi, dan untuk penanaman akan bekerjasama dengan kelompok tani di Sungai Pinang," ujarnya lagi.

Selain di Sungai Pinang, daerah lainnya yang berpotensi dapat ditanami kaliandra adalah di Kabupaten Agam. Di sana, ada dua nagari yang masuk dalam perencanaan, yaitu Nagari Simarasok, Kecamatan Baso, dan Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya.

"Di Simarasok, potensi lahan yang bisa ditanam kaliandra ada sekitar 80 hektare, dan kami pun akan bekerja sama dengan lembaga pengelola hutan Nagari Simarasok. Sedangkan di Koto Malintang, potensinya sekitar 60-80 hektare kami pun juga akan bekerjasama dengan Blue Lake Initiative Fondation," katanya.

Rinold menambahkan, sebagai persiapan untuk penanaman ribuan bibit kaliandra di sejumlah daerah tersebut, PT Semen Padang bekerja sama dengan UPTD Balai Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan, Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, telah melakukan penyemaian bibit kaliandra.

Baca juga: Tambang PT Semen Padang raih proper biru dari DLH Sumbar

"Ada sekitar 200 ribu bibit kaliandra yang telah disemai, dan ratusan ribu bibit tersebut nantinya akan ditanam untuk lahan seluas 20 hektare. Bibit tersebut berasal dari Klaten, Jawa Tengah," ujarnya.

Sebelumnya, tim Peneliti Energi Terbarukan Universitas Negeri Makassar Harianto Albar yang hadir dalam penandatanganan Kesepahaman Bersama antara PT Semen Padang dengan Pemprov Sumbar dan itu menyebut potensi budidaya tanaman kaliandra cukup bagus di Sumbar.

"Potensi budidaya tanaman kaliandra ini di Sumbar cukup bagus potensinya. Sebab, tanahnya bagus, dan untuk dataran ketinggian juga bagus. Tanaman kaliandra ini bisa berkembang di daerah yang berada di dataran tinggi, atau 100 meter dari permukaan laut," katanya.

Baca juga: DLH Padang pasang stiker kurangi pemakaian kantong plastik di swalayan

 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2022