Jakarta (ANTARA) - Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Bonifasius Wahyu Pudjianto menyampaikan bahwa diperlukan sinergi untuk menghadapi tantangan bonus demografi dan digitalisasi di masa depan.

"Kami percaya bahwa collaborative action adalah kunci dari perubahan yang kita dambakan. Sinergi antara pemerintah, swasta, dan lembaga pendidikan atau akademisi adalah hal yang harus kita kembangkan untuk menghadapi tantangan bonus demografi dan digitalisasi di masa depan," kata Bonifasius pada acara "Demoday Astranauts 2022" secara virtual di Jakarta, Senin.

Bonifasius mengapresiasi penyelenggaraan Astranauts 2022 yang dapat menumbuhkan perubahan-perubahan yang signifikan pada generasi muda Indonesia agar Indonesia lebih siap menghadapi tantangan tersebut.

Ia memaparkan Pemerintah Indonesia tengah mendorong transformasi digital dalam tiga elemen esensial, yaitu pemerintahan digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital. Ketiga aspek tersebut menjadi tujuan utama pemerintah dalam membangun Indonesia sebagai "Digital Nation".

Kerangka kerja itu berisi fondasi dan pilar yang akan mendukung terciptanya ekosistem yang memadai baik pemerintah, bisnis, dan masyarakat di era digital ini. Selain itu, lanjutnya, infrastruktur digital dan aplikasi adalah pondasi utama dari kerangka kerja itu.

"Pada framework tersebut terdapat pilar-pilar yang menjaga agar sesuai dengan arah dan tujuan negara, yaitu regulasi dan kebijakan, kemudian keamanan dan pengendalian, serta pengembangan sumber daya manusia digital," uja Bonifasius.

Ia menambahkan Indonesia saat ini sedang menikmati bonus demografi. Dalam bonus demografi tersebut, jumlah masyarakat usia produktif lebih banyak, sehingga kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Indonesia bisa meningkat.

Di Indonesia, bonus demografi ditaksir akan mencapai maksimum pada tahun 2020-2030 dan puncaknya pada 2028 dan 2030. Dari hasil sensus penduduk di 2020 lalu, diketahui bahwa persentase penduduk usia produktif adalah antara usia 15-64 tahun, di mana jumlahnya mencapai 70,72 persen. 

Bonus demografi itu memiliki dampak namun bisa menjadi peluang baik bilamana kita mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Namun, lanjut Bonifasius, jika tidak dimanfaatkan dengan baik, bonus demografi justru dapat menjadi hal buruk bagi sebuah negara.

"Oleh karena itu, pemerintah dan kita sendiri harus siap dalam menghadapi bonus demografi. Berbagai dampak positif bisa kita saksikan. Dan jika hal ini tidak kita persiapkan dengan baik, justru dampak sebaliknya dapat terjadi," tukas Bonifasius.

Ia menegaskan salah satu solusi yang nyata dan pragmatis adalah dengan memanfaatkan ekonomi digital sebagai motor baru penggerak ekonomi bangsa, yang pada masa pandemi telah terbukti dapat menjadi solusi bagi semua.

"Kami dari Kominfo memiliki program gerakan nasional 1.000 startup digital dalam upaya meningkatkan ekonomi digital Indonesia melalui pemberdayaan talenta digital. Semoga dengan program ini jumlah startup akan semakin signifikan," ujar Bonufasius.

Ia berharap kegiatan Astranauts 2022 dapat menginspirasi segenap warga Indonesia, khususnya para generasi muda agar familiar dengan istilah startup digital.

Dengan demikian, acara tersebut dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ekosistem startup dan ekonomi digital Indonesia pada khususnya.

Ia menyebut Indonesia memiliki keragaman budaya dan jika dipadukan dengan kekuatan teknologi digital maka akan menjadi modal besar untuk menghasilkan inovasi dan kreativitas yang unik.

"Semua adalah manifestasi dari gotong royong di era digital, dan diharapkan dengan kolaborasi ini, maka bidang teknologi digital menjadi daya dukung akan menyebabkan kemampuan Indonesia di bidang digital akan semakin tumbuh menjadi Indonesia Digital Nation," pungkas Bonifasius.

Baca juga: Wakil Ketua MPR: Peningkatan literasi digital percepat ekonomi tumbuh
Baca juga: Digitalisasi pasar rakyat dan upaya stabilkan tiket pesawat kemarin
Baca juga: Digitalisasi buat Indonesia tangguh dan pulih cepat dari pandemi


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2022