Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan organisasi profesi ilmiah untuk komputasi sains di Indonesia, Masyarakat Komputasi Indonesia (MKI), berupaya memajukan dunia sains dan komputasi Indonesia dengan meluncurkan Konsorsium Pengembangan Sains dan Komputasi.

“Kami dari Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) BRIN yang terdiri dari enam pusat riset, siap menjalankan komitmen dan kolaborasi yang sudah berjalan dan dapat ditingkatkan,” kata Kepala OREI BRIN Budi Prawara dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.

Budi berharap konsorsium yang diluncurkan dapat menjadi salah satu motor dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia khususnya dalam bidang sains dan komputasi.

Ia juga berharap BRIN bersama konsorsium dapat meningkatkan riset dan inovasi di bidang kecerdasan artifisial dan big data terkait keanekaragaman hayati.

Baca juga: OJK: "Cloud Computing" bakal menghemat biaya industri perbankan
Baca juga: Kisah Muqit-Sahrul, siswa berkebutuhan khusus juarai komputasi AWS

Menurut dia, masih banyak data- data koleksi terkait keanekaragaman hayati di Indonesia yang perlu dieksplorasi dan dikumpulkan karena Indonesia merupakan negara dengan mega biodiversitas.

Data koleksi ilmiah terkait kekayaan keanekaragaman hayati tersebut akan bermanfaat bagi kemajuan bangsa seperti untuk mendukung kedaulatan pangan dan energi termasuk sektor kesehatan untuk pengembangan obat-obatan berbasis bahan lokal.

“Kami berharap dengan adanya konsorsium ini salah satunya bagaimana kita bisa memanfaatkan dan menambah koleksi data-data genomik," ujar Budi.

Masyarakat Komputasi Indonesia didirikan pada 30 Agustus 2004 yang terdiri dari sivitas-sivitas riset dari BRIN dan perguruan tinggi di Indonesia.

Baca juga: Pemanfaatan komputasi awan buka peluang peningkatan ekonomi
Baca juga: Orbit Future Academy hadirkan pelatihan komputasi awan gratis
Baca juga: Komputasi performa tinggi dinilai perlu topang digitalisasi perbankan


Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022