Jakarta (ANTARA) - Yayasan Puri Kauhan Ubud menggelar pelatihan pemanfaatan tanaman obat untuk kesehatan keluarga Tandur Taru Usadhaning Desa di Agro Wisata Puri Damai, Bali.

Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud sekaligus Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan tanaman usadha atau obat bisa menjadi solusi persoalan kesehatan, baik preventif maupun kuratif.

"Jadi ini harus kita pelajari kembali. Kita bisa memanfaatkan tanaman obat warisan nenek moyang menjadi solusi soal kesehatan. Jadi, kita tidak sekadar tahu jenis-jenis tanaman obat, tetapi juga mampu mengolah tanaman obat itu menjadi obat herbal," kata Ari.

Dari berbagai karya sastra Bali, menurut dia, terlihat bahwa masyarakat Bali selama ini memiliki budaya untuk belajar dari alam. Para leluhur melihat, mempelajari, sekaligus mencoba berbagai tanaman untuk kepentingan obat.

"Pelatihan ini ditujukan bagi ibu-ibu PKK dan teruni-teruni di desa-desa sekitar (Sungai) Tukad Oos, karena perempuan adalah ujung tombak ketahanan keluarga," tambahnya.

Baca juga: Ari Dwipayana imbau pemuda bekali diri dengan kompetensi masa depan

Pelatihan yang mendapat dukungan PT Pertamina itu menghadirkan praktisi herbal Ida Ayu Rismarini dan I Wayan Damai sebagai mentor pelatihan. Dalam kegiatan tersebut dilakukan pelatihan pembuatan loloh (jamu), smothies detox, boreh untuk rematik, lulur, hingga ramuan penyubur rambut.

Selain itu, dilakukan pula peninjauan kebun tanaman obat dan pembagian tanaman obat bagi peserta pelatihan.

Beberapa tanaman obat yang dibagikan kepada peserta antara lain dondong laut, kumis kucing, kelor, kecibeling, samiroto, nilam, sambung nyawo, lidah buaya, jinten, mangkokan, miana, jahe merah, kencur, jangu, caing tea, dewandaru, kenanga, dan pegagan.

Ari berharap pelatihan dan pembagian tanaman obat tersebut dapat membangun kemandirian keluarga dan mendatangkan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat.

Baca juga: Veteran kemerdekaan jadi tamu kehormatan parade HUT ke-77 RI di Ubud

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2022