Singaraja, Buleleng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, mendukung program ekonomi hijau pada perhelatan G20 di Pulau Dewata, dengan program "Singaraja Smart Agrocity" berupa pengembangan lahan tidur menjadi kebun pintar tengah kota yang menghasilkan sayuran organik.

''Singaraja Smart Agrocity ini saya amati ditanami berbagai sayuran organik dengan memanfaatkan sampah organik yang diolah langsung menjadi kompos untuk memupuk sayuran menjadi bebas bahan kimia," kata Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, saat memanen sayuran-sayuran yang ditanam di Singaraja Smart Agrocity itu di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Rabu.

Pihaknya tertarik datang karena tanaman yang ditanam adalah organik. "Saat ini kita masak kangkung, masih banyak sayuran lain di sini. Saya ingin memberikan edukasi dengan bumbu sederhana hasilkan makanan enak, tentunya sehat," ucapnya.

Menurutnya, pemanfaatan lahan tidur untuk menjadi kebun yang menghasilkan berbagai sayuran organik adalah terobosan yang luar biasa. Tidak hanya menghasilkan bahan makanan, namun juga bisa memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos yang bermanfaat.

"Kita melihat apa yang dilakukan. Memberikan manfaat yang banyak terhadap kebersihan, penggunaan kompos, dan penggunaan ulangnya. Semua jalan, juga kita mendapatkan sayur yang organik yang segar sehat," ujar Suradnyana.
Baca juga: Ayo berkebun hidroponik di Gedung Sate

Ia juga memaparkan bahwa adanya kebun sayur di tengah kota seperti ini, berkontribusi terhadap upaya mencapai swasembada sayuran. Terlebih di tengah laju inflasi yang sedang menanjak, maka menanam lebih banyak sayuran sendiri, mengurangi permintaan dan kemudian menahan laju inflasi.

"Saya mengharapkan masyarakat menggunakan lahannya untuk menanam sendiri. Gunakan juga lahannya untuk pengolahan sampah organik untuk menghasilkan kompos, sehingga tidak banyak beli. Tentu akan berkontribusi menahan laju inflasi," paparnya.

Ke depan, Bupati Suradyana mengharapkan akan lebih banyak lahan tidur yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi lahan produktif. Seperti apa yang dibuat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melalui "Singaraja Smart Agrocity", sehingga lebih banyak lahan hijau di tengah kota.

"Saya mohon nanti ke Pak Sekda kalau nanti ada lahan yang bisa dijadikan seperti ini, dimintakan izin dengan pemiliknya dikerjasamakan untuk bisa membuat suasana lebih hijau di tengah kota. Lahan Pemda juga bisa," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, Gede Melandrat, menambahkan bahwa "Singaraja Smart Agrocity" merupakan upaya cerdas untuk memberi edukasi kepada masyarakat bagaimana pemilahan sampah bisa menghasilkan banyak manfaat.

Bagaimana cara mengolah sampah organik untuk menghasilkan pupuk organik, kemudian bisa dipakai untuk menanam sayur. Minimal keluarga itu tidak membeli sayur, tidak membeli pupuk tapi memanfaatkan yang tersedia di sekitar.

"Apabila pemilahan ini bisa dilakukan pada sumber, tidak hanya efisien waktu dan biaya, bahkan memberikan manfaat pada ekonomi mikro yang ada pada keluarga," ujar Gede Melandrat.

Baca juga: Mendulang rupiah dari "urban farming"

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/IMBA Purnomo
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2022