Sampit, (ANTARA News) - Hutan bakau yang tumbuh disepanjang kawasan pantai Ujung Pandaran wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah sebagian besar mati dan menjadi gundul akibat tersapu dan terkikis gelombang dan lumpur laut. Kepala Bidang Pelestarian dan Pemulihan Bapedalda Kotim Abdul Gaffar kepada ANTARA di Sampit, Selasa (28/3) mengatakan banyaknya pohon bakau yang mati itu dipastikan bukan karena penebangan oleh warga. Namun disebabkan pohon bakau yang tumbuh itu adalah jenis avesinia dimana bakau jenis ini tidak tahan dengan kondisi pantai di daerah itu yang terjadi pasang surut dua kali dalam sehari sehingga bakau ikut tergerus oleh gelombang dan lumpur laut. Banyaknya kawasan hutan bakau yang gundul ini menyebabkan biota laut seperti udang dan ikan sulit berkembang dan mencari tempat bertelur. Akibatnya hasil tangkapan nelayan terus berkurang dan nelayan Ujung Pandaran sebahagian besar memilih berhenti melaut. Untuk melestarikan hutan bakau disekitar kawasan tersebut dan meningkatkan potensi daerah pesisir Pemkab Kotim pada tahun ini akan melakukan reklamasi hutan bakau yang rusak dengan melakukan penanaman kembali bibit bakau jenis rizovora yang akarnya lebih kuat sehingga lebih tahan dari gerusan air. Selain itu juga akan dilakukan pemasangan bronjong dari batu dan semen disejumlah tempat yang rawan erosi untuk menahan gelombang air laut. Selain itu juga akan dilakukan pemasangan papan larangan bagi nelayan melakukan aktivitas disekitar kawasan hutan bakau yang direklamasi. Gaffar menambahkan, Kotim memiliki garis pantai sepanjang 70 kilometer yang dulunya banyak ditumbuhi hutan bakau.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006