Islamabad (ANTARA) - Jutaan orang yang daerahnya dilanda banjir terburuk dalam sejarah Pakistan selama enam dekade terakhir, membutuhkan bantuan kemanusiaan yang besar dalam bentuk makanan maupun nonmakanan, demikian dikatakan para analis Pakistan.

Negara tersebut juga membutuhkan pekerja kemanusiaan terlatih dengan pengalaman dan keahlian global untuk menyelamatkan orang-orang dari trauma dan banjir, serta membantu mereka membangun kembali dan merehabilitasi, kata para analis dalam dialog yang digelar oleh Sustainable Development Policy Institute, sebuah wadah pemikir yang berbasis di Islamabad.

Saat berbicara pada kesempatan itu, Syed Waqar Sherazi, pakar manajemen bencana sekaligus Direktur Bantuan untuk Pengungsi dan Anak Yatim, memberikan gambaran situasi tentang dampak banjir, seraya menyerukan penilaian waktu nyata (real-time) dari kerugian dan kerusakan, serta dampak terhadap masyarakat dan infrastruktur.
 
   Dia mengatakan bahwa listrik dan sinyal telepon terputus di daerah-daerah yang dilanda banjir, sehingga menghambat upaya penyelamatan


Sherazi menuturkan banjir merusak tanaman-tanaman pangan seperti padi, tebu dan kapas. Ia menambahkan bahwa benih untuk bakal tanaman di masa mendatang turut hanyut.

Koordinator Negara Forum Kemanusiaan Pakistan Syed Shahid Kazmi menyampaikan bahwa pekerja kemanusiaan harus memprioritaskan penyediaan makanan yang sudah dimasak, makanan kering bernutrisi, air minum, kamp medis, pakan ternak dan layanan hewan lainnya untuk ternak, pengurasan air, kelambu dan tempat penampungan dengan toilet sementara.

Kazmi berharap bahwa begitu permintaan bantuan darurat (flash appeal) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diluncurkan, sebagian besar dana kemanusiaan akan dikirim ke Pakistan, yang mungkin dapat membantu melindungi masyarakat dari kelaparan dan berbagai penyakit.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2022