Mataram (ANTARA) - Sebanyak 204 orang calon pekerja migran Indonesia (PMI) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) diberangkatkan secara gratis untuk bekerja di perusahaan sawit di Malaysia.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan pekerja ladang dari NTB dikenal sangat terampil di Malaysia. Pekerja dari NTB bukan hanya piawai menguasai sawit, tapi juga banyak mengajarkan hal mulia dalam ibadah.

"Orang Malaysia sangat terpukau, karena sesibuk apapun orang NTB tidak pernah meninggalkan shalat," ujar Gubernur NTB pada pelepasan PMI NTB sektor ladang sawit menuju Malaysia di Asrama Haji Mataram, Senin.

Baca juga: Antusiasme calon PMI di Lombok Tengah tujuan Malaysia masih meningkat

Bang Zul (sapaan akrab Zulkieflimansyah) berharap para PMI yang akan bekerja ke Malaysia menjaga nama baik diri, daerah dan bangsa.

"Tidak perlu bersaing dengan yang lain. Harus saling menjaga dan menasehati dan yang penting shalat berjamaah, jangan ditinggalkan apapun kondisinya. Karena hati yang tenang didapatkan dari beribadah," ujarnya.

Kepada perusahaan penempatan, Gubernur NTB berpesan jika memungkinkan keluarga PMI, anak dan istrinya, diberikan satu kesempatan untuk mengunjungi tempat PMI bekerja.

"Jika keluarga melihat lingkungan bapak-bapak bekerja, hati dan batinnya lebih tenang melepas keluarganya bekerja," katanya.

Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah memberikan apresiasi kepada semua pihak yang memperjuangkan PMI tanpa biaya. Keberhasilan dan upaya memberangkatkan PMI secara gratis ini juga harus diberitakan, karena selama ini berita yang ada seringkali hanya membahas tentang permasalahan dan sisi negatif dari PMI non-prosedural.

Baca juga: Pergi prosedural, pulang bawa modal, kisah sukses PMI di negeri jiran

"Kita juga perlu memberikan sosialisasi tentang PMI yang berhasil. Selama ini pemberitaan PMI banyak yang negatif. Alhamdulillah, akhir-akhir ini kita banyak mendengar succes story PMI seperti slogan 'berangkat migran pulang juragan'. Ini perlu lebih digaungkan dan sosialisasi ini harus sampai desa," ujar Rohmi.

Terkait perijinan dan kelengkapan yang dibutuhkan oleh PMI, menurutnya, harus terus disosialisasikan sampai di tingkat desa. Edukasi kepada masyarakat desa dapat dilakukan melalui posyandu keluarga.

"Posyandu keluarga aktif memberikan pelayanan sebulan sekali kepada warga. Selain itu, kantor desa harus menyediakan informasi yang menyeluruh terkait pasar kerja luar negeri. Sehingga, tidak ada lagi warga desa yang tertipu," jelasnya.

Wagub berpesan kepada 204 PMI untuk tetap sehat selama di perantauan. "Jaga kesehatan. Dengan kerja keras dan semangat mengubah nasib," katanya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja NTB I Gede Putu Aryadi mengatakan keberangkatan 204 PMI ke Malaysia ini merupakan tahap kedua yang dilakukan oleh PT Kijang Lombok Raya. Sebelumnya 30 PMI telah diberangkatkan ke Malaysia untuk bekerja di ladang kelapa sawit.

Baca juga: NTB bantah pelayanan berbelit dan sulit penyebab PMI ilegal

Baca juga: 147 PMI NTB tertunda berangkat ke Malaysia, AOMI angkat bicara


Aryadi mengatakan pemberangkatan PMI ke Malaysia ini gratis alias tidak dipungut biaya sepeserpun. Semua pembiayaan mulai dari medical check up hingga pembuatan paspor dan asuransi para PMI telah dibayarkan oleh majikan di Malaysia.

"Jadi, semua gratis tidak dipungut biaya, ini salah satu kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Malaysia," ujar mantan Kadis Kominfotik NTB.

Aryadi akan mengawasi bila ada perusahaan yang masih menarik biaya PMI yang berangkat ke Malaysia. "Kami tetap mengawasi dan memantau bila masih ada perusahaan yang menarik biaya, ada sanksi, karena semua biaya sudah ditanggung pihak dari Malaysia," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2022