Denpasar (ANTARA News) - Pulau Dewata pada Kamis tampak sunyi senyap bagaikan pulau tanpa penghuni saat masyarakat daerah ini yang mayoritas beragama Hindu merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1928. Umat Hindu mengurung diri dalam rumah masing-masing, sekaligus melaksanakan "Tapa Brata Penyepian" selama 24 jam sejak 06.00 WITA sampai pukul 06.00 waktu setempat keesokan harinya. Tapa Brata Penyepian yang wajib dilaksanakan umat Hindu pada peralihan tahun saka itu meliputi meliputi Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak melakukan kegiatan), Amati Lelungan (tidak bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak mengadakan hiburan/bersenang-senang). Wartawan ANTARA yang memantau di sejumlah lokasi di kota Denpasar, kawasan wisata Kuta, daerah pedesaan di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan maupun Kabupaten Karangasem dan Gianyar melaporkan, hanya "suara alam" yakni kicauan burung dan aneka satwa yang terdengar dan pepohonan ditertiup angin disertai guyuran hujan. Komplek perumahan Perum-Perumnas Monang-Maning Denpasar, kawasan pemukiman yang dihuni sekitar 2.500 kepala keluarga, yang berasal dari berbagai etnis di Nusantara, dengan toleransi tinggi menghormati Hari Raya Suci Nyepi. Sepanjang jalan dan gang-gang tampak sepi, kecuali hanya beberapa pecalang berjaga di ujung gang dan perempatan jalan. Pemandangan serupa juga terjadi hampir di seluruh pelosok Pulau Dewata, termasuk kawasan wisata Kuta, Nusa Dua, Sanur dan kawasan wisata lainnya di Bali. Wisatawan mancanegara yang kebetulan menikmati liburan di Bali, bertepatan dengan umat Hindu memperingati Hari Suci Nyepi juga "mengurung diri" di hotel tempat mereka menginap masing-masing. Para wisatawan hanya diperkenankan melakukan aktivitas di areal hotel, seperti memanfaatkan beberapa fasilitas yang disediakan hotel setempat. Demikian pula umat lain dari non Hindu yang selama ini hidup rukun dan berdampingan satu sama lain pada hari yang "diistimewakan" itu sangat menghormati umat Hindu melaksanakan "Tapa Brata Penyepian". Pulau yang berpenduduk 3,2 juta jiwa pada Hari Suci Nyepi bagaikan "Pulau mati tanpa penghuni", suasananya hening dan damai. Pemprop Bali, Pemkab Badung, Pemkot Denpasar maupun Pemkab lainnya di Bali tidak mengeluarkan dispensasi, "keistimewaan" bagi kendaraan bermotor untuk bisa melaju, kecuali kemudahan itu hanya dikeluarkan oleh Bendesa adat, itu-pun hanya untuk warganya yang sangat mendesak, antara lain mengurus orang sakit dan mau melahirkan atau yang bersifat darurat lainnya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006