London (ANTARA) - Indeks FTSE 100 Inggris turun tajam pada awal perdagangan Kamis, karena saham pertambangan menyeret indeks yang sarat komoditas lebih rendah dipicu kekhawatiran kenaikan suku bunga oleh bank-bank sentral akan mengurangi permintaan, sementara data pabrik yang melambat dari Asia semakin mengaburkan prospek ekonomi global.

FTSE 100 jatuh 1,0 persen pada pukul 0810 GMT, memperpanjang penurunan untuk sesi keempat berturut-turut.

"Itu sebagian karena ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi di AS di mana bank sentral Inggris (BoE) sekarang mungkin dipaksa untuk memperlambat kenaikan suku bunga mengingat Inggris menghadapi tekanan standar biaya hidup," kata Susannah Streeter, analis senior investasi dan pasar di Hargreaves Lansdown.

Pedagang memperkirakan peluang 74 persen bank sentral Inggris menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin di pertemuannya pada September untuk menekan inflasi.

Penambang anjlok 3,6 persen karena harga logam turun di tengah kekhawatiran permintaan setelah data baru dari ekonomi global utama mengisyaratkan pertumbuhan yang lemah.

Indeks FTSE 250 berorientasi domestik juga merosot 1,3 persen.

Baik FTSE 100 maupun FTSE 250 mencatat penurunan bulanan pada Agustus karena nada agresif oleh bank-bank sentral meskipun tanda-tanda perlambatan ekonomi memukul sentimen risiko secara global.

Ekspektasi rumah tangga untuk inflasi rata-rata selama lima hingga 10 tahun ke depan mencapai rekor tertinggi, survei bulanan dari YouGov dan bank AS Citi menunjukkan.

Fokus investor adalah pada data manufaktur untuk Agustus yang akan dirilis pada pukul 8.30 GMT untuk petunjuk lebih lanjut tentang kekuatan ekonomi Inggris.

Reckitt Benckiser anjlok 4,3 persen setelah perusahaan mengatakan Chief Executive Officer Laxman Narasimhan akan mengundurkan diri pada akhir September.

"Ini semacam pukulan ganda ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa depan mengingat dia sudah tiga tahun di perusahaan dan pada saat kondisi pasar lebih sulit terutama untuk perusahaan seperti Reckitt Benckiser yang sangat bergantung pada belanja konsumen," tambah Streeter.

Baca juga: Saham Rusia tergelincir, sementara rubel menuju 60 terhadap dolar
Baca juga: Saham Eropa merosot ke terendah 7 minggu, pasar khawatir bunga naik
Baca juga: Saham Inggris berakhir di zona merah, indeks FTSE 100 turun

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022