Sana'a (ANTARA News) - Mantan aktris papan atas Arab, Sobirin, mengatakan bahwa `al-fan al-multazim` (seni yang konsisten) membawa misi untuk kebaikan publik, tidak haram. "Seni yang konsisten membawa misi untuk kebaikan publik dan jauh dari pornografi dan pornoaksi tidak haram," kata aktris muda yang `pensiun` dari layar lebar saat dalam puncak orbitnya itu kepada salah satu media Arab, Rabu (29/3). Sobirin, bintang asal Mesir yang saat ini berada di Kuwait itu bahkan menyarankan agar dakwah bisa dilaksanakan melalui aktivitas seni seperti seni drama sinetron yang diperuntukkan bagi para kaula muda dan remaja. Meskipun sejak beberapa tahun terakhir ini, mantan aktris papan atas Arab itu tidak lagi berkecimpung di layar lebar maupun layar kaca, namun dalam waktu dekat akan kembali muncul lewat stasiun TV swasta Arab, Al-Risalah Al-Jadeeda. Dua paket tayangan sudah menuggunya bertemakan "Al-Sobirin" (orang-orang sabar) dan "Thellatul Qomar" (permukaan bulan) yang dikhususkan untuk ikut `nimbrung` memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi pemirsa. "Terus terang, kapasitas saya untuk berdakwah secara konvensional sangat terbatas. Karena itu, setelah meninggalkan dunia akting saya masih tetap berkecimpung dengan seni yang konsisten," ujar mantan aktris yang sekarang berjilbab itu. Sejalan dengan rencananya itu, pada bulan depan, aktris cantik yang murah senyum itu akan mulai diambil gambarnya untuk membintangi "Mawwal Al-Nahar" (nyanyian di siang hari), sinetron yang menceritakan peran media massa saat ini. Selain itu juga sudah menunggu sinetron lain yang diproduksi oleh Badan Bantuan Islam Internasional. "Saya juga berharap ada proyek pembuatan film yang menggambarkan tentang toleransi Islam," katanya lagi. Aktris yang pernah memerankan penyanyi legendaries Arab, Ummu Kulsum, dalam sinetron Ummu Kulsum yang disiarkan oleh sejumlah stasiun TV Arab itu menegaskan bahwa proyek drama Islam yang digagasnya masih tetap eksis. "Sejumlah pejabat Saudi dan Kuwait mendiskusikan hal tersebut," katanya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006