Jakarta (ANTARA) - Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya, yaitu kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, pada Senin (5/9) mengumumkan pemangkasan produksi skala kecil untuk Oktober 2022 guna mendongkrak harga minyak yang merosot akibat kekhawatiran resesi.

Aliansi perminyakan tersebut memutuskan untuk memangkas produksi sebesar 100.000 barel per hari (bph) pada Oktober dari tingkat produksi pada September, menurut pernyataan OPEC yang dirilis setelah Pertemuan Tingkat Menteri OPEC dan non-OPEC ke-32.
 
   (Xinhua)


Langkah tersebut berarti OPEC+ akan mencabut peningkatan output sebesar 100.000 bph pada September dan kembali ke tingkat produksi pada Agustus. Ini juga merupakan pemangkasan output pertama aliansi tersebut dalam lebih dari setahun, sejak pada Agustus 2021 mulai secara bertahap mencabut kebijakan pemangkasan besar-besaran yang dilakukan pada puncak pandemi COVID-19.   

Bulan lalu, pemimpin de facto OPEC Arab Saudi mengisyaratkan bahwa OPEC+ kemungkinan akan memangkas produksi untuk menyeimbangkan pasar.

Para partisipan dalam pertemuan tingkat menteri bulanan OPEC+ juga meminta pemimpin pertemuan tersebut untuk mempertimbangkan penyelenggaraan pertemuan tingkat menteri kelompok itu "kapan saja guna membahas perkembangan pasar, jika diperlukan," papar pernyataan tersebut.

Keputusan yang diambil kelompok produsen minyak itu pada Senin disampaikan di saat harga minyak anjlok dalam beberapa pekan terakhir akibat kekhawatiran terkait perlambatan ekonomi dan kontraksi permintaan. Baik minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) maupun Brent telah turun dari puncaknya yang mencapai lebih dari 120 dolar AS (1 dolar AS = Rp14.900) per barel pada Juni menjadi sekitar 90 dolar AS per barel.
 
   (Xinhua)


Bulan lalu, pemimpin de facto OPEC Arab Saudi mengisyaratkan bahwa OPEC+ kemungkinan akan memangkas produksi untuk menyeimbangkan pasar.

Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman Al Saud pada akhir Agustus menuturkan bahwa aliansi itu siap untuk memangkas output di tengah volatilitas di pasar berjangka minyak, didorong oleh tipisnya likuiditas dan diskoneksi dengan fundamental pasar.

Menurut laporan bulanan terbaru OPEC, beberapa anggotanya telah bersusah payah berusaha memenuhi kuota output bulanan mereka, merujuk pada pasar fisik yang masih ketat. Pada Juli, Nigeria dan Angola jauh tertinggal di belakang target produksi mereka.

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2022