Bojonegoro (ANTARA News) - Aksi mogok makan yang dilakukan sekelompok mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bojonegoro, Jatim pada Sabtu dihentikan setelah sejumlah peserta aksi dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya yang sangat lemah. Sebelum mengakhiri aksinya mahasiswa yang menuntut DPR RI melaksanakan hak angket untuk Joint Operating Agreement (JOA) Blok Cepu itu, memasang tali yang mereka sebut HMI line di pintu masuk DPRD setempat. Di HMI line itu tertulis "Maaf Gedung Dewan Ini Disegel Selama Hati Dewan Tertutup", demikian laporan Wartawan ANTARA News dari Bojonegoro. "Kami akan melakukan evaluasi dulu untuk menentukan langkah selanjutnya, melanjutkan mogok makan atau langsung ke Jakarta menemui anggota DPR RI, " kata Ketua Pembinaan Anggota HMI Cabang Bojonegoro Aminuddin yang mendampingi rekan-rekannya dalam aksi itu. Senyusul teman yang dilarikan ke rumah sakit pada hari sebelumnya, seorang peserta aksi lagi bernama Kasdono (25) juga dilarikan ke RS Soso Doro Djatikoeseomo karena kondisinya semakin melemah. Kasdono terpaksa harus menjalani rawat inap di ruang isolasi Flamboyan RS tersebut. "Kata dokter saya mengalami dehidrasi,"katanya. Kasdono mengaku dirinya mulai merasakan sakit pada ulu hatinya, ketika usai sholat Jum`at. Tetapi mereda setelah malam hari dan berlanjut Sabtu pagi sehingga terpaksa menyerah dan dilarikan ke RS. Bersamaan dengan masuknya Kasdono, seorang peserta Sugianto yang sehari sebelumnya juga masuk RS Soso Doro Djatikoesoemo, diperbolehkan pulang. Koordinator Aksi Demo mogok makan, Umar Alatas , mengaku menyesalkan sikap DPRD Bojonegoro terutama dari Fraksi PDI-P yang tidak bersedia mendukung aksi yang mereka lakukan. Padahal, katanya, di Jakarta yang mengulirkan hak angket di DPR RI, diantaranya termasuk Fraksi PDI P. Selain Umar Alatas, Amir Mukminin, Aminuddin, dan Bambang, yang masih mampu bertahan seusai memasang polisi line langsung menuju Kantor HMI Bojonegoro yang langsung disambut rekan-rekannya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006