Pekanbaru (ANTARA News) - Departeman Kehutanan (Dephut) akhirnya mengambilalih penanganan relokasi sepuluh ekor gajah liar hasil tangkapan Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau karena tidak adanya anggaran dari daerah. "Pemindahan gajah telah diambil alih departemen begitu juga penyediaan dana juga dari pusat," ujar Kepala Seksi KSDA Riau Wilayah II Ali Nafsir Siregar kepada ANTARA di Pekanbaru, Sabtu. Ia mengatakan itu ketika dikonfirmasi makin kritisnya sepuluh ekor gajah liar dilokasi penambatan di Kelurahan Balairaja Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis. Kawanan gajah liar itu telah cukup lama terikat hingga menyebabkan mereka kesakitan dan stres. Makanan yang tersedia untuk gajah-gajah itu juga kurang dan rencana pemindahan pun belum dilakukan karena terhambat dana serta lokasi pemindahan yang cocok. Ali Nafsir menjelaskan, semula masalah penangkapan dan relokasi gajah dibiayai Dinas Kehutanan (Dishut) Riau dengan alokasi anggaran sebesar Rp300 juta, namun hingga kini anggaran tersebut tidak juga keluar. Sedangkan, sepuluh ekor gajah liar yang telah ditangkap tim KSDA, masih berada di lokasi penambatan, perlu makanan dan pengobatan. Ia mengakui, dana yang dianggarkan Dishut Riau sebesar Rp300 juta baru dicairkan Rp60 juta, itupun dari pinjaman sedangkan kondisi gajah semakin memprihatinkan. "Itu sebabnya, karena anggaran dari daerah belum ada, kepala balai KSDA mengajukan permintaan dana ke pusat," katanya. Menurut dia, pihaknya mengajukan dana sekitar Rp276 juta ke pusat dan jika permintaan tersebut dipenuhi maka anggaran dari Dishut yang telah dianggarkan melalui APBD Riau bakal dialihkan untuk kegiatan lain. Ketika disinggung tentang penanganan terhadap gajah hasil tangkapan tim, Ali Nafsir mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan perawatan medis terhadap hewan yang mengalami luka infeksi dan dehidrasi. "Sampai Selasa (4/4) depan, perawatan melalui obat-obatan masih diberikan setelah itu baru lokasi hutan sebagai tempat pemindahan disurvei," jelasnya. Ia mengatakan, pihaknya tidak hanya akan melakukan survei darat terhadap kawasan hutan tempat relokasi gajah tetapi juga survei udara. "InsyaAllah, seminggu lagi gajah-gajah itu dapat dipindahkan," kata Ali Nafsir. Sementara itu, kondisi sepuluh ekor gajah yang ditambat di kawasan hutan Balairaja, masih memprihatinkan meskipun upaya pengobatan terhadap luka yang infeksi dan kekurangan cairan (dehidrasi) telah dilakukan. Namun, kawanan hewan malang itu masih terlihat kritis dan tidak berdaya bahkan makanan pun tidak terlihat berada di sekitar gajah yang terikat itu. "Gajah-gajah ini baru dikasi makan apabila ada pejabat yang datang melihat. Jenis makanannyapun beragam dan bergizi, namun jika tidak ada orang luar yang datang gajah-gajah ini dibiarkan begitu saja tidak terawat dan tidak dikasi makan," ujar seorang masyarakat yang menemani ANTARA melihat kondisi gajah tersebut.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006